FF//MOON//Park Chanyeol-Yoon Minyoung

0 komentar



Moon
Title            : Moon
Author         : Mika Bellamy @Millinkaverwest
Cast             :
-       Park Chanyeol
-       Yoon Minyoung

I know you’re somewhere out there
Somewhere far away
I want you back
I want you back


“ Chanyeol-ah, kau baik-baik saja”

“ ehmmm”

Walau laki-laki bernama Chanyeol menjawab bahwa dirinya tidak kenapa-napa, 
wajah seorang gadis tetap kelihatan khawatir pada sosok laki-laki di 
hadapannya. Bagaimana tidak khawatir, Chanyeol sudah 3 kali bolak-balik ke 
kamar mandi karena diare, wajahnya terlihat pucat serta beberapa bilur 
keringat dingin membasahi dahinya.

Minyoung, sang gadis yang khawatir itu memberikan handuk kecil yang sudah 
ia basahi dengan air dingin kepada Chanyeol saat laki-laki itu keluar dari kamar 
mandi untuk kali ke empat.

“ ku antar ke dokter ya?” tawar Minyoung

Chanyeol terlihat menggeleng, ia duduk di sofa hitam di ruangan tengah 
sebuah apartemen, menempelkan handuk basah yang di berikan Minyoung ke 
dahinya dan menyederkan kepalanya.

“ setidaknya minum obat” tawar Minyoung lagi, ia benar-benar dengan lelaki di 
hadapannya

Chanyeol mengangkat kepalanya, menatap Minyoung walau tidak tajam, 
namun Minyoung tahu, sangat tahu bahwa lelaki itu tidak ingin dipaksa. 
Minyoung menggigit bibir bawahnya, salahkan dirinya yang terlalu pada lelaki 
di hadapannya ini, di lain sisi ia juga sadar bahwa lelaki di hadapannya ini 
adalah seorang lelaki dengan perasaan yang super tidak peka termasuk tidak 
peka dengan perasaan Minyoung terhadap dirinya.

Mereka sudah hampir berteman selama 2 tahun, walaupun sempat 8 bulan 
tidak saling kontak, karena Minyoung tahu bahwa Chanyeol sudah memilki 
kekasih namun setelah Chanyeol putus dengan kekasihnya. Entah berawal 
darimana mereka kembali dekat.

Jalan bersama adalah kegiatan yang rutin mereka lakukan di akhir pekan. Skin 
ship, berpegangan tangan, saling memegang anggota tubuh baik itu pipi, bahu, 
dan lain-lain juga sering mereka lakukan. Banyak orang bilang mereka pacaran 
namun apalah arti status, mereka hanya berteman kenyataannya.

Minyoung berdiri dari duduknya dari sbelah Chanyeol, ia membereskan 
beberapa gelas dan meletakkan di pantry, lalu mencucinya

“ ehmm, aku menaruh buah di kulkas. Bubur sudah ku siapkan di panci, jika 
kau mau memakannya tinggal di panaskan saja, sudah malam, aku pamit 
pulang”

Chanyeol tidak mengatakan apapun saat Minyoung bersiap untuk pulang, 
bahkan ketika gadis itu sudah memakai mantelnya dan bergegas menuju pintu 
apartemen, Chanyeol tetap terduduk di sofa dengan kepala bersandar di sofa

“ Young, kau mau pulang? Tidak diantar Chanyeol?” Seorang laki-laki muncul 
dari balik pintu, Sehun nama laki-laki itu, dia merupakan teman satu apartemen 
dengan Chanyeol, tidak hanya Sehun, ada Jongin dan juga Baekhyun disana

Minyoung menggeleng “ diarenya makin parah, pastikan dia minum obat jika ia 
kembali ke kamar mandi untuk ke enam kalinya, terakhir ia ke kamar mandi 
untuk yang ke empat” repet Minyoung masih tetap khawatir pada Chanyeol

“ ehmm, baik. Chanyeol beruntung memiliki teman seperhatian dan 
sepengertian dirimu. Dan bodohnya dia hanya menganggapmu sebagai teman. 
Tetap semangat ya Young”

Minyoung tersenyum getir, bahkan Sehunpun tahu apa yang ada di perasaan 
Minyoung namun ada apa dengan Chanyeol, kenapa lelaki itu begitu susah 
untuk Minyoung jangkau?

~*~*~*~*~*~*~*

Minyoung melirik benda persegi panjang berwarna putih miliknya, 
sesampainya dirumah Minyoung berharap ia mendapat BBM ataupun Whatsapp 
dari Chanyeol. Untuk menanyakan apa sudah sampai atau belum, ataupun 
terimakasih karena sudah menjenguk, namun nihil tidak ada satupun bbm ata 
wa yang masuk ke ponsel Minyoung.

Gadis itu mendengus, apakah ini saatnya ia berhenti berharap? 2 tahun 
bukankah waktu yang sudah cukup lama untuk membodohi diri sendiri? Waktu 
yang lama hanya untuk menunggu dan berharap.

Minyoung membuka ponselnya dan menuju menu Galeri ada beberapa foto 
dirinya dan juga Chanyeol saat bersama, ia mengklik semua fotonya dan 
menuju menu hapus, tangan Minyoung agak bergetar namun niatnya sudah 
bulat ia harus berhenti. Berhenti menjadi orang bodoh, berhenti menjadi 
seorang punguk yang merindukan bulan, dan berhenti menyakiti hati sendiri.

~*~*~*~*~*~*

Chanyeol meregangkan tubuhnya, ia tersadar bahwa ia ketiduran tadi, dan bau 
makanan membuatnya terbangun. Matanya mengarah pada Sehun, Baekhyun 
dan juga Jongin yang sedang asyik makan.

“ kalian makan apa?”

“ bubur” jawab mereka serempak

Mata Chanyeol membulat “bukankah itu bubur yang Minyoung buat untukku?” 
tanya Chanyeol

“ dan kau bilang tadi sebelum tidur, bahwa kau tidak ingin memakannya” 
jawab Sehun

Chanyeol mencoba mengingat apakah benar ia mengatakan hal itu tadi, ia 
mengetuk kepalanya, sakit perutnya membuat ia tidak bisa konsentrasi dengan 
benar bahkan Chanyeol kini merasa amat sangat bersalah dengan sikapnya 
pada Minyoung tadi. Ia seperti menghiraukan gadis bermarga Yoon itu.

“ aishhh, jangan dihabiskan buburnya” Chanyeol mengambil satu mangkuk di 
hadapan Baekhyun, lalu menyuap satu sendok ke mulutnya. Entah kenapa rasa 
bersalah makin mencuat di hati Chanyeol, bubur Minyoung sangat enak, dan 
kini ia hanya bisa menikmati seperempat mangkuk saja dari satu panci yang 
tersedia.

Pria tinggi itu berbaring di tempat tidurnya, lalu mengambil ponselnya yang 
tergeletak di meja nakas. Satu pesan bbm, Chanyeol lalu membukanya, dari 
Minyoung.

“ perutmu sudah baikkan?”

Begitulah isi pesan Minyoung, baru saja Chanyeol ingin menjawab pesan 
tersebut, ia mendengar Sehun berteriak di luar. Chanyeol panik, lalu keluar 
kamar.

“ ada apa?” tanya Chanyeol

“ aishhh bagaimana ini, wini buar air sembarangan. Dan di kamarku”

“ yeaaakkkkssss, aku tidak akan mau ke kamarmu untuk beberapa waktu Oh 
Sehun” ejek Jongin

“ Chanyeol-ah, bantu aku membereskannya”

“ tidak mau, aku baru saja pulih dan diminta membereskan itu. big no no, Oh 
Sehun” Chanyeol kembali ke kamarnya, perutnya sudah aman sekarang, dan ia 
berbaring di kasur dan lupa bahwa ia belum membalas pesan Minyoung.

~*~*~*~*~*~*~*

Minyoung membanting kesal ponselnya, ia berharap ponselnya hancur, 
sehingga ia tidak perlu tahu kontak seorang Park Chanyeol, namun sepertinya 
percuma, walaupun ponselnya hancur, Minyoung amat hafao dengan nomor 
telpon ataupun pin BB seorang Park Chanyeol.

“ jeongmal neomu miwoyoooo Park Chanyeol” teriak Minyoung

“ Yak Yoon Minyoung, kau kenapa?” Doojoon kakak Minyoung melongkok dari 
balik pintu kamar adiknya itu

“ Chanyeol lagi?” tanya Doojoon agak sarkastik, ia memenag sudah khatam 
dengan masalah adiknya, jika bukan pekerjaan pasti satu yaitu Park Chanyeol, 
ia sudah berkali-kali mengatakan pada adiknya agar adiknya itu saja yang 
pertama kali mengungkapkan perasaan pada Chanyeol, namun Minyoung 
selalu mengelak dengan alasan klasik, tidak mau merusak hubungan 
pertemanan mereka.

“ jika kau memang tidak berani mengungkapkan, yah terima saja apa yang 
terjadi pada perasaanmu sekarang. Perasaanmu sakit ya rasakan saja. Aku 
bukan berarti kakak yang jahat, tapi kau adik yang sulit untuk di beritahu”

“ dasar oppa jelek, aku tidak butuh saranmu”

“ tuh kan, yasudah” Doojoon menutup pintu kamar adiknya, meninggalkan 
Minyoung yang masih galau tak karuan.

Niat Minyoung bulat, ia harus melupakan perasaannya pada Chanyeol, ia harus 
cari cara untuk menghindar dari pria tinggi itu. Minyoung melihat sekeliling 
kamarnya, dan menemukan brosur lowongan kerja di luar negeri. Ia segera 
mengapply lowongan tersebut dan berharap bisa di tempatkan jauh dari 
kotanya sekarang.

2 hari rasanya amat berat untuk Minyoung untuk tidak peduli terhadap seorang 
Park Chanyeol, jadi ia sesekali mengecek semua media sosialnya, hanya untuk 
mengecek keberadaan Chanyeol, namun nihil lelaki itu seperti di telan bumi. 
Minyoung kecewa, amat sangat kecewa, mengingat pesan bbmnyapun tidak di 
balas oleh Chanyeol.

You’ve got an email

Minyoung mengecek email yang masuk, mata membulat

“ asssaaaa, aku di terima”

“ yak, Yoon Minyoung ada apa lagi?”

Minyoung berlari memeluk kakaknya

“ aku di terima kerja di perusahaan IT oppa dan di tempatkan di Jepang”

“ are you serious?” tanya Doojoon tak percaya

“ iyuuups” Minyoung menunjukan email yang baru saja ia terima dari 
perusahaan IT yang ia apply 2 hari lalu

“ Chukae sayaaang, ini salah satu caramu untuk menghindar dari Park 
Chanyeol kan?”

Minyoung melepas pelukannya dari Doojoon

“ merusak mood saja”

“ tenaaaang Yoon, kau pasti bisa melupakannya, Chanyeol hanya pria pengecut 
yang membiarkan gadis seperti kau menunggu dan berharap” Doojoon 
memegang pipi adikknya, membuat Minyoung lebih tenang

“ Gomawo oppa, aku pasti bisa melupakannya”

~*~*~*~*~*~*~*~*

“ siaaaaal, ada apa dengan ponsel bodoh ini”

Baekhyun menggeleng melihat perilaku Chanyeol, ia mencak-mencak tidak 
jelas pada sebuah ponsel? Perilaku aneh, kalau ponselnya rusak, cara terbaik 
adalah membawanya ke tempat service ponsel, mengganti ponselnya dengan 
yang baru, atau meminjam ponsel temannya jika ia memang sangat 
membutuhkan ponsel.

Namun yang Chanyeol lakukan adalah mencoba mengota-atik ponselnya 
sendiri, yah walaupun Baekhyun tahu Chanyeol kuliah di jurusan IT tapi bukan 
berarti segala urusan bisa ia selesaikan sendiri kan? Ia butuh orang lain.

“ Park Chanyeol, bukankah lebih baik kau membawanya ke tempat service?” 
usul Jongin sambil menyeruput teh manis buatan Sehun

Baekhyun mengamini usulan Jongin, ia menyuap biskuit ke dalam mulutnya

“ nanti yang ada ponselmu malah tambah rusak” ucap Baekhyun

“ aku pasti bisa” ucap Chanyeol

Jongin dan Baekhyun memutar bola matanya sebal, yah mereka tahu temannya 
itu adalah orang yang lumayan keras kepala, tipikal orang berzodiak Scorpio.

Tok Tok Tok

Pintu apartemen mereka berbunyi, Sehun dengan sigap berjalan menuju pintu 
untuk melihat siapa yang datang, senyumnya merekah saat ia tahu siapa yang 
ada di luar apartemennya

“ anyyeeoooong” sapa Minyoung

“ hola Yoon, menemui Chanyeol?” tanya Baekhyun sambil mengedipkan sebelah 
matanya

Minyoung mengerucutkan bibirnya sambil menggeleng

“ menemui kalian semua” jawab Minyoung, ia menaruh beberapa tenteng 
bungkusan ke meja pantry

“ sudah makan?” tanya Minyoung

“ beluuuum” jawab Baekhyun, Sehun dan Jongin serentak, namun tidak dengan 
Chanyeol yang masih sibuk dengan ponselnya

Minyoung membuka satu bungusan, lalu mengeluarkan kotak makan 
berjumlah 4

“ bento untu kalian” ucap Minyoung “ di dalam situ juga ada buah dan sayur 
untuk persedian kalian”

“ kau selalu repot Yoon”

“ anggap saja ini traktiranku” jawab Minyoung

“ traktir?” tanya Sehun

“ dalam rangka apa?” Baekhyun ikut-ikutan bertanya

Minyoungpun menceritakan pada Sehun, Jongin dan Baekhyun bahwa dirinya 
telah diterima bekerja di Jepang, saat Chanyeol mendengar Minyoung 
menyebut kata-kata Jepang, tangan lelaki itu berhenti mengotak-atik ponselnya. 
Ia berdiri lalu berjalan menuju Minyoung.

“ jepang?” tanya Chanyeol
Minyoung mengangguk, matanya tidak berani menatap mata Chanyeol

“ ikut aku” Chanyeol menarik tangan Minyoung keluar apartemen, dan mau tak 
mau gadis itu mengekor di belakang Chanyeol.

Kini keduanya berada di taman yang tak jauh dari apartemen Chanyeol dan 
kawan-kawan. Mereka tengah duduk di sebuah bangku taman yang memang 
hanya cukup untuk 2 orang.

Minyoung terus menatap ujung sepatu kets berwarna merahnya, ia sadar 
talinya agak tidak kencang. Saat ia berusaha untuk mengikatnya, Chanyeol 
berdiri dari duduknya lalu beringsut membungkuk untuk membetulkan tali 
sepatu Minyoung.

“ kau bisa terluka jika tali sepatumu seperti ini”

Hati Minyoung bergetar, perlkuan Chanyeol seperti inilah yang membuatnya 
selalu berharap. Ia merasa menjadi wanita yang paling diperhatikan Chanyeol, 
namun harapan hanyalah harapan, Chanyeol hanya memberikan Minyoung 
harapan tidak dengan kesempatan. Kesempatan untuk memiliki Chanyeol.

“ jadi kau akan ke Jepang?” tanya Chanyeol

“ ehmmm” jawab Minyoung

“ tanpa memberitahuku?” tanya Chanyeol lagi

“ maaf, aku kira kau tidak mau di ganggu, karena pesanku tempo lalu tidak kau 
balas”

Chanyeol merutuki dirinya, bagaimana bisa Minyoung berfikir seperti itu. ia 
waktu itu lupa, dan keesokan harinya tiba-tiba saja ponselnya tercebur ke 
kolam dan rusak.

“ kapan kau pergi?”

“ lusa”

Chanyeol mendesah, ia kembali duduk di sebelah Minyoung.

“ aku pasti akan merindukanmu Yoon, aku pasti merindukan mem-bully-mu, 
mengataimu jello, mengataimu pesek, mengataimu lemah dan lain-lain” ucap 
Chanyeol

“ ehmm, aku juga akan merindukan mencabuti bulu kakimu Park Chanyeol” 
tangan keduanya bertaut

“ berapa lama kontrakmu disana?”

“ training 3 bulan, jika performku bagus, aku dikontrak 1 setengah tahun”

“ ooh”

Dan hening

Entah berapa lama keheningan itu berada diantara keduanya, pikiran mereka 
sibuk sendiri-sendiri. Sampai rintik hujan mulai turun

“ kajja, kita pulang” ucap Chanyeol berdiri dari duduknya

Minyoung tetap terdiam dibangku, begitu saja? Pikir gadis itu. Chanyeol tidak 
berusaha menahan kepergiannya, ia hanya mengatakan bahwa ia akan 
merindukannya. Minyoung mendengus lalu sadar, memangnya apa yang ia 
harapkan lagi?

“ yeol, apa tidak ada lagi yang ingin kau katakan?”

Chanyeol terdiam, sesekali menatap manik mata Minyoung.

“ aku lapar, aku ingin cepat pulang ke apartemen”

Lagi, Minyoung tersenyum getir.

“ berhenti berharap Yoon Minyoung” ucap Minyoung dalam hati

“ yoon kita teman kan?” tanya Chanyeol saat berjalan menuju apartemennya

Minyoung meneguk ludah, ingin rasanya ia mengatakan bahwa ia ingin 
hubungan ini lebih dari sekedar teman, karena perasaan saat ini sudah tidak 
bisa dibilang perasaan terhadap teman. Ia ingin sekali menriakkan bahwa 

dirinya sangat menyayangi Chanyeol, bukan sebagai teman namun lebih, dan 
lagi-lagi Minyoung hanya bisa memendamnya

“ ehmm kita teman”

“ baik-baik di Jepang” ucap Chanyeol sambil mengusap kepala Minyoung

Minyoung mengangguk

Minyoung POV

Jadi beginikah akhir dari cerita ini?

Chanyeol yang bodoh hanya menyuruhku untuk baik-baik saja di Jepang. Dan 
ia tidak mengatakan hal lain? Aku mendengus gusar, sepertinya aku memang 
harus melupakannya, ani maksudku aku harus melupakan perasaan ini, 
Chanyeol tetaplah temanku, dan aku harus mengusir perasaan lain 
terhadapnya selain pertemanan.

Kalimat cinta tak harus memilki sepertinya memang pantas disematkan padaku. 
Aku mencintai Chanyeol, sangat.

Dan aku tahu Chanyeol menyayangiku, sangat

Namun kita tidak harus saling memilki.

Aku akan tetap jadi temanmu Park Chanyeol, namun hati ini perlu waktu untuk 
melupakan perasaannya padamu.

Japan 2 bulan kemudian

At the night when the stars light up my room

I sit by myself talking to the moon

Trying to get you

In hopes you’re on the other side talking to me too

Or am i fool who sits alone talking to the moon



Minyoung POV

Aku sudah disini namun dengan bodohnya masih dengan perasaan ini. 
Perasaan ini masih berharap padamu Park Chanyeol.

END

Terimakasih untu Om Bruno Mars dengan lagunya Talking To The Moon, yang 
mengispirasi saya buat Ficlet gaje ini, terimakasih juga untuk someone yang 
berhasil jadi tokoh utama dalam ficlet ini. Aku juga masih disini dengan 
perasaan bodoh ini. (eyaaaaaa curhat colongan)

Whether this ficlet nobody read, i just want to release my feeling.

Xoxo

Mika Bellamy


Helloooo Kota Gudeg, I See You Again

0 komentar



MOVE ON EDISI YOGYAKARTA


Holaaa, i’m back setelah sekian lama larut dalam kerjaan yang super duper hectic karena akhir tahun. saat ini 
saya mau berbagi cerita tentang liburan saya di kota gudeg. Tau donk kota dengan sebutan itu kota apa? 
Yess Yogyakarta.



Kalau mau di flashback, rencana liburan ke Yogya ini udah ada dari tahun lalu yang niatnya mau dijalanin 
untuk bulan Febuari atau Maret tahun 2015, But karena kendala waktu, ketidakbisaan temen dan hal lain 
acara ini kepending.

So, dari mana harus memulainya?

First : Planning

Planningnya amat singkat, habis kemarin liburan ke Pulau Harapan, niatnya bulan desember ini juga 
ngerancanain liburan. Mau ikut open trip lagi dan awalnya milih Dieng untuk destinasi. Gue sih udah DP open 
trip ke Dieng itu, but gara-gara temen gue pengen banget ke Yogya di tambah dengan ide dari temen gue 
yang satu lagi, finally Dieng gagal move to Yogya.

Mulai cari tiket ke Yogya dari kereta, nebeng temen sampe bus. Kereta FAILED karena udah full booked 
semua, nebeng masih tentative karena bukan temen gue yang bawa mobilnya, dia juga Cuma nebeng jadi ga 
enak finally pilihan jatuh ke bis.

Dapet tiket bis, masih bingung sama penginapan. Karena udah segala macem liat di situs situs pengada hotel 
atau penginapan semuanya full booked (ini untuk penginapan yang sesuai budget gue dan temen gue ya) 
yasudah kita bismillah aja dan berfikir positif kalau bakalan nemu hotel disana.

Second : Perjalanan Menuju Yogyakarta

Tanggal 23 Desember gue udah siap-siap pulang cepet karena temen gue bilang dapet tiketnya jam 3 sore. 
Walaupun masih ada kerjaan tapi gue tetep cabut buat pulang cepet, karena kerjaan mah ga bakal ada 
abisnya. Nyampe rumah, makan mandi terus siap-siap. And then nunggu temen gue yang baru balik kantor 
jam 2an. niatnya mau tiduran dulu tapi ga bisa, bayang-bayang Yogya udah ada di depan mata jadi buat gue 
ga bisa tidur.

Jam 3an gue jalan, berharap naek gojek bisa sampe cepet ke pul bisnya, tapi apa daya, alamat rumah gue ke 
detek-nya ada di daerah pamulang. Jadi pas pesen Gojek, abang gojeknya udah bilang dia udah ada di 
depan gang, gue lirik kanan kiri ga ada gojek, gue tanya donk “ abang di gang mana?” “musyawarah neng”. 
Gue bingung donk musyawarah mana nih? Dan ketawa gue pas dia bilang dia ada di jalan musyawarah di 
daerah pamulang, hadeeh padahal gue di Musyawarah daerah ciputat. Takut kelamaan gue akhirnya naek 
angkot ke UIN supaya lebih jelas. Dan untuk menuju UIN perjuangan juga karena kena macet. But finally 
Gojek gue udah nunggu disana. Perjalanan dari UIN ke Pul bisnya ga ampe 30 menit, dan nyampe di pul 
ternyata masih harus nunggu lagi. Malah ada isu bisnya di ganti ke bus lain. Gue sih berharap bisnya bagus 
ya, AC baik, Bangku lega plus Toilet tapi harapan pupus sudah pas tau kalau busnya ga ada toilet.

Hellooow perjalanan dari Jakarta ke Yogya hampir 14 jam ya say, kalau ga ada toilet tuh rasanya gimana 
gitu. Tapi mau gimana lagi, udah beli tiket. Dan yang bikin sebeeeeel pas udah lama nunggu bis, masih ada 
acara pake double tiket segala. Jadi kursi satu di rebutin ama 2 orang. Huftt tapi untungnya masalah clear, 
dan di jam 6 aja gitu bis baru jalan dari pul.

Bismillaaaah Yogya

Hati rasa senang tiba-tiba ngedrop lagi liat jalan tol yang macet, hiyaaa baru sampe sini aja udah macet 
apalagi entar. Tapi pikiran masih positif, positif kalau macet ini hanya sebentar saja. Tapi lagi-lagi pikiran 
postif ini buyar taktala perjalanan dari pondok pinang keluar tol Cikampek menuju Cipali saja harus di 
habiskan dalam waktu 6 jam dan 6 jam kemudian baru keluar tol Cipali. Subhanallah capeknya ini hati dan 
pantat.

Gue kira keluar tol udah mulai lancar Buuuuuuttt it still traffic jeng jeng sekalian, dan baru lepas macet tuh 
setelah masuk daerah Pekalongan. Dan hey it almost 24 hour we just arrived in Yogya. Badan sudah lemah 
letih lesu tak berdaya dan bisnya ga mengantarkan kita sampai tempat tujuan.

Gusti Allah, ada apa dengan liburan ini??? Sempet ada kepikian kaya gitu, tapi ketemu sama Couple yang 
hampir senasib, bedanya mereka udah ada bookingan hotel. Di turunin di Jombor, no place to go. Sampe 
ada cowok asli Bantul yang bantuin kita, dia yang nemenin temen gue untuk ke WC umum, nelponin 
temennya untuk tanya penginapan sampe nungguin pas gue sama temen gue untuk making decision buat 
kemana.

Tapi Allah maha baik, ga jauh dari tempat diturunin bis ada Hotel, namanya Borobudur. And we got it, we 
got the room even for one days. But it’s oke, yang penting bisa istirahat, charge tenaga, supaya besok bisa 
jalan di kota gudeg ini.

To Be Continue

Foto2nya Later ya.....

xoxo
Mika Bellamy

FanFic//Diferent Birthday//Park Chanyeol-Yoon Minyoung

0 komentar

DIFFERENT BIRTHDAY
Title                       : Different Birthday
Author                  : Mika Bellamy
Cast                       :
-          Park Chanyeol
-          Yoon Minyoung



Jepang, 20 November 2000

Alunan lagu selamat ulang tahun terdengar, seorang gadis dengan rambut panjang sepinggang tengah 
bertepuk tangan di depan sebuah kue yang lilinnya bertuliskan angka 10. Senyumnya tampak melebar 
taktala moment tiup lilin hampir dekat, namun wajahnya berubah sedih bercambur marah saat 
moment tiup lilin yang dinantikannya di rusak. Anak laki-laki seumurnya tanpa perasaan bersalah 
tersenyum manis saat ia mendahului gadis itu untuk meniup lilinnya.

Tangis gadi itu pecah, namun sang anak laki-laki malah memeletkan lidahnya, membuat gadis itu 
makin menangis keras.

“ huwaaaa aku benci Chanyeol” ucap gadis itu

“ aku lebih membencimu, jelek!” ucap bocah laki-laki bernama Chanyeol

Korea, 20 November 2005

“ Minyoung-ah selamat ulang tahun ya” ucapan selamat ulang tahun memberondongi gadis bernama 
Minyoung, sang gadis bahkan sampai kewalahan menerima ucapan antusias dri teman-temannya.

“ Yak, Jelek”

Minyoung amat sangat mengenali suara itu, suara yang amat sangat ia benci, bahkan ia tidak pernah 
mengerti kenapa orang itu selalu bisa ada di dekat dirinya.

“ Park Chanyeol!!!!”

Entah apa yang terjadi pada seorang Park Chanyeol, mungkin otaknya bergeser dan salah satu 
syarafnya ada yang terjepit sehingga ia sangat membenci Minyoung, ehmm mungkin bukan benci, 
anak bernama Park Chanyeol itu suka sekali menjahili Minyoung. Membuat gadis bermarga Yoon itu 
menangis atau malu di hadapan temannya.

Dan Minyoung juga tidak mengerti kenapa orang tua mereka selalu membuat mereka untuk satu 
sekolah bersama, setelah pertemua pertama mereka saat ulang tahu Minyoung ke 10.

“ berhenti memanggilku jelek” ucap Minyoung

“ kau tidak sadar bahwa dirimu jelek?”

Minyoung menghela nafas, berdebat dengan Chanyeol sama saja seperti menegakkan benag dalam 
jarum, akan membuatnya kesal setengah mati. Seperti biasa Minyoung diam, lalu akhirnya menjauh 
dari Chanyeol.

“ ya Tuhan aku harap di ulang tahunku yang ke 20. Dia tidak ada di dekatku” doa Minyoung

Inggris, 20 November 2015

Daebak, itu satu kata yang keluar dari mulut Minyoung berkali-kali. Melihat dengan jelas kota 
idamannya, dan juga kekasihnya.

Sebuah tangan melingkar mesra di pinggang Minyoung

“ masih belum tidur?”

“ bagaimana aku bisa tidur di hari ulang tahunku? Aku bahkan belum dapat kadoku” ucap Minyoung 
lalu membalikkan tubuhnya dan menegadahkan tangannya di depan pria tampan yang tingginya 
sekitar 185 cm itu.

Pria tinggi itu sedikit menundukkan wajahnya, lalu menyentuh ujung hidung Minyoung dengan 
hidungnya.

“ kau yakin ingin hadiahmu?” tanya pria itu dengan wajah kharismanya

Minyoung tertunduk, ia malu, namun perlahan kepalanya mengangguk. Tangan Chanyeol menyentuh 
dagu Minyoung dan membawanya agar gadis itu melihatnya.

“ kau yakin?”

“ ehmm”

Chanyeol membalikkan kembali tubuh Minyoung, lalu membawa gadisnya itu untuk ke balkon 
apartemennya. Chanyeol masih berdiri di belakakang Minyoung,

“ tutup matamu”

“ apa harus?” tanya Minyoung

“ of course Yoon-ku sayang”

Minyoung menutup matanya perlahan, Chanyeol kemudian mengambil ponsel dari balik jaketnya. 
Mengetik beberapa kata, agar kejutannya untuk Minyoung berjalan sempurna. Balkon apartemen 
Minyoung sangat sempurna untuk menjalankan aksinya.

“ buka matamu saat hitungan ketiga”

Minyoung mengiyakan

“ satu.........”

“ dua.........”

“ ti......ga.........”

Minyoung perlahan membuka matanya, ia bingung karena tidak ada apa-apa. Ditangannya tidak ada 
kado, di depannya tidak ada kejutan kembang api atau apapun, bahkan sebuah kecupan atau ciuman 
dari Chanyeol. Minyoung mendengus

“ mana hadiaahku?” Minyoung merengek seperti anak kecil

Chanyeol kembali melingkarkan tangannya di pinggang Minyoung, memeluk gadisnya itu erat, 
kecupanpun Minyoung terima di pipi sebelah kirinya.

“ lihatlah kedepan sayang” bisik Chanyeol, yang membuat bulu kuduk Minyoung berdiri.

Mata Minyoung terbelalak, bahkan kini tidak bekerdip. Bukan kembang api bergambar love, bukan 
juga yang lain. Namun tepat di depan apartemennya, london eye yang biasanya pada malam hari 
lampunya menghiasi di sekitar kapsul pengamatannya. Namun kini ada yang berbeda. Lampunya itu 
membentuk gambar hati, lalu berubah menjadi huruf I lalu, bentuk hati lagi lalu bentuk U. Yang jika 
dirangkai membentuk kata I Love You.

“ bagaimana? Kau suka? Ehmm”

“ sangat, ini indah Yeol”

“ mau berfoto?” ajak Chanyeol, ia mengeluarkan ponselnya dan menarik Minyoung untuk 
mempoisikan dirinya dan juga Minyoung dengan latar belakang hadiahnya

Minyoung melihat hasil foto Chanyeol, matanya berbinar bahagia.

Minyoung langsung membalikkan tubuhnya, lalu langsung menghujani Chanyeol dengan sebuah 
ciuman, ciuman yang begitu menuntut, hingga Chanyeol, langsung menahan tengkuk Minyoung.

 Dering ponsel Minyoung menganggu kegiatan panas mereka. Minyoung menjauhkan kepalanya, dan 
itu sedikit membuat Chanyeol mengembungkan  pipinya kesal. Gadis itu langsung mengacuhkan 
Chanyeol dan kini tangannya sibuk dengan ponselnya, terkadang gadis itu tersenyum lalu tertawa 
geli.

“ pesan dari siapa?” tanya Chanyeol yang duduk di sebelah Minyoung diatas kasurnya

“ teman-temanku” jawab Minyoung

“ mereka membuat video lucu, lihat” Minyoung menunjukan ponselnya pada Chanyeol, membuat 
Chanyeol turut melihat ke layar ponsel Minyoung. Terlihat disana ada Jongin, Baekhyun, Sehun, 
Nari, Hana dan Kyuna tengah menari-nari ala india dan di terakhirnya mereka mengucapkan selamat 
ulang tahun untuk Minyoung

“ mereka aneh” ucap Chanyeol setelah melihat video tersebut

Minyoung menoyor kepala Chnyeol

“ kau yang aneh, kau tidak ingat 10 tahun lalu? Kau sangat aneh terhadapku. Kau membuatku 
membencimu, namun sekarang lihatlah. Kau bahkan calon suamiku. Cihhh”

Chanyeol menggaruk tengkuknya yang tidak gatal, senyum malu terhias di wajahnya. Memori 
mengenai dirinya dulu yang sering kali mengerjai Minyoung terlintas jelas. Apalagi saat gadisnya itu 
berulang tahu, bagimana ia meniup lilin Minyoung, membuat mood Minyoung down dengan kata-
katanya.

Minyoung menatap tajam Chanyeol, lalu menangkup pipi laki-laki itu,

“ sekarang jelaskan kenapa kau suka mengataiku jelek waktu kecil?”

“ ehmm itu.....itu....” Chanyeol memutar bola matanya, mencoba mengalihkan perhatian namun pada 
intinya dia berfikir kenapa dulu ia suka mengatai Minyoung jelek

“ ara, kau tidak perlu menjawabnya. Kau malu kan kalau bilang aku cantik pada waktu itu, dan 
akhirnya kau malah mengataiku jelek. Lalu kau bersikap menyebalkan karena kau juga menyukaiku. 
Geuchi????”

Chanyeol tersenyum, gadisnya ini memang pintar. Jawaban yang harusnya sudah dapat ia jawab 
malah sudah terjawab sendiri oleh Minyoung.

“ Park Chanyeol, aku benar kan?” tanya Minyoung menegaskan

“ ehmm, kau  benar. Aku melakukan itu karena sedari kecil aku menyukaimu bodoh. Dan kenapa kau 
baru sadar baru-baru ini?”

“ kau yang bodoh, kenapa membuatku membencimu” Minyoung mengelak

“ itu karena kau yang tidak peka terhadap perasaanku” Chanyeol tidak mau kalah

“ ishhh, sikap menyebalkanmu mulai lagi”

Chanyeol menutup mulutnya, ia tidak mau di hari bahagia Minyoung, membuat mood gadisnya itu 
tidak enak.

“ maaf, aku yang bodoh”

Minyoung memeluk Chanyeol

“ gwaencahana, pada akhirnya aku milikmu kan? Untung saja aku waktu itu sakit. Kalau tidak kau 
pasti tidak akan mengungkapkan perasaanmu”

Seoul, 20 November 2011

Bunyi sirine ambulance terdengar menggema di sebuah komplek perumahan di daerah Seoul, mata 
anak laki-laki berusia 21 tahun terbelalak kaget ketika mobil ambulance tersebut berhenti di rumah 
yang sangat familiar baginya. Rumah Minyoung, 2 orang perawat terlihat tergesa turun dari mobil, 
membawa tandu masuk ke dalam rumah Minyoung, Mata Minyoung makin membelalak taktala 
melihat gadis bermarga Yoon itu tergeletak tak berdaya diatas tandu, sebelum dipindahkan ke 
ranjang dorong.

Nyonya Yoon terlihat ikut bersama mobil ambulance tersebut, dan terlihatlah Tuan Yoon yang masih 
berdiri di depan rumahnya sambil terus memperhatikan laju mobil ambulance yang perlahan 
meninggalkan rumahnya. Chanyeol langsung berlari menuju tuan Yoon sebelum pria paruh baya itu 
masuk ke dalam rumahnya.

“ Ehmm paman, Minyoung kenapa?”

“ oh Chanyeol-ah. Minyoung pingsan, tekanan darahnya sangat rendah akibat kurang istirahat 
ditambah mungkin pikirannya yang terlalu fokus dengan beasiswanya. Awalnya ia sudah di infus 
dirumah, namun tekanan darahnya tidak kunjung normal, sehingga ibunya Minyoung bersikeras 
membawanya kerumah sakit”

Chanyeol mengangguk mendengar penjelasan dari ayahnya Minyoung. Kurang istirahat? Apakah 
akibat hukuman yang harus ia terima karena keisengan Chanyeol tadi pagi? Ia ingat saat Minyoung 
ulang tahun, Chanyeol berbuat ulah di kampus, karena Minyoung yang berulang tahun maka 
Minyounglah yang menanggung perbuatan Chanyeol. Dan Chanyeol dengar Minyoung kena 
hukuman.

“ padahal ini hari ulang tahunnya” lanjut Tuan Yoon

“ ehmmm Paman, Minyoung berulang tahun hari ini”

Chanyeol membungkukkan badannya, saat Tuan Yoon pamit masuk kedalam rumah. Sebelum pria 
paruh baya itu menutup pintu rumahnya

“ paman, diaman Rumah Sakit Minyoung dirawat?”

“ Seoul hospital Nak Chanyeol”

  @Seoul Hospital

Nyonya Yoon agak terkejut melihat kedatangan Chanyeol dengan wajah penuh peluh dan juga nafas 
yang tersengal. Ia mendekati laki-laki bertubuh jaangkung itu dan mennayakan mengenai 
keberadaannya di rumah sakit dengan keadaan seperti itu.

“ apa Minyoung tidak apa-apa Bibi?”

Senyum lega terlihat di wajah Nyonya Yoon, ia pikir sesuatu yang buruk terjadi pada anak 
tetangganya itu. Ternyata bocah itu mengkhawatirkan anaknya.

“ Minyoung tidak apa-apa sayang, ia hanya kelelahan dan tekanan darahnya sangat rendah. Bibi 
hanya takut, makanya Minyoung bibi bawa ke rumah sakit”

Chanyeol mengangguk, matanya melirik ke ruangan dimana Minyoung terlihat masih lemah 
berbaring. Tangannya masih di suntik oleh cairan infus, bahkan hidungnya tersumbat tabung 
oksigen.

“ kau mau melihatnya?”

Chanyeol menggeleng “sepertinya ia butuh istirahat bi”

Chanyeolpun pamit undur diri, ia bahkan tidak tahu kenapa berlari kesetanan dari lantai bawah 
keruangan tempat Minyoung dirawat. Dan dengan bodohnya pergi begitu saja setelah tahu keadaan 
Minyoung. Dada Chanyeol bergemuruh. Perasaan apa ini? Tanyanya sendiri

Keesokan harinya, entah atas dorongan apa yang membuat pagi-pagi sekali Chanyeol kembali 
datang kembali kerumah sakit tempat Minyoung dirawat. Bahkan di tangannya sudah terdapat bunga 
lily putih, Chanyeol tahu lily putih bunga kesukaan Minyoung.

“  Oh Nak Chanyeol, mau menjenguk Minyoung?” tanya Nyonya Yoon yang kebetulan keluar kamar 
dan mendapati Chanyeol tengah berdiri di luar. Chanyeol menggaruk tengkuknya yang tidak gatal, 
merasa tertangkap basah dengan sikapnya.

“ masuklah, Minyoung sedang menunggu sarapannya” Nyonya Yoon mendorong tubuh Chanyeol ke 
dalam kamar, dengan terpaksa Chanyeolpun masuk kedalam kamar. Ibu Minyoung langsung 
menutup pintu, sementara ia keluar.

Minyoung mengerjapkan matanya tak percaya dengan yang dilihatnya, ia langsung membuang muka 
ketika Chanyeol mendekat.

“ mau mengerjaiku lagi?” tanya Minyoung sarkastik

“ tidak, ini untukmu” Chanyeol memberikan bunga lily putih pada Minyoung

Minyoung terkejut, kenapa Chanyeol yang menyebalkan berubah menjadi Chanyeol yang sangat 
romantis. Namun Minyoung teringat kejahilan Chanyeol, takut-takut bunga itu di taruhinya sesuatu 
yang Minyoung benci, akhirnya gadis itu tidak menerimanya.

“ ini hanya bunga” ucap Chanyeol yang melihat keraguan di mata Minyoung

“ tumben sekali” akhirnya Minyoung menerima bunga dari Chanyeol, dan memperhatikan setiap 
inchi dari bunganya. Dan memang benar apa kata Chanyeol, ini hanya bunga. Senyum manis 
terpancar jelas di wajah cantik Minyoung dan itu membuat dada Chanyeol berdegup cukup kencang. 
Akal, peraaan dan perilakunya entah kenapa sangat kacau.

Saat Minyoung mengucapkan terima kasih, tiba-tiba saja tubuh Chanyeol mendekat kearah 
Minyoung dan bibirnya langsung mengecup bibir Minyoung. Pikiran Chanyeol merutuki apa yang 
baru saja diperbuat.

“ Chan....apa.....” Minyoung terbata

“ jadilah pacarku” ucap Chanyeol tegas

“ Mwo???” pekik Minyoung

“ jadilah pacarku Yoon Minyoung”

~*~*~*~*~*~*~*

Chanyeol tersenyum simpul mengingat bagaimana ia dan Minyooung bisa jadian, dan bisa seperti 
sekarang. Namun ia sangat bersyukur karena ia mendapatkan gadis yang mengerti dirinya, mengerti 
sikap menyebalkannya dan lain-lain. Dan Chanyeol juga tahu, ia tidak akan pernah bisa melepaskan 
Minyoung pada siapapun.

“ kenapa tersenyum?” tanya Minyoung

“ mengingat masa lalu?” sambung Minyoung lagi

“ kenapa kau pintar sekali menebak pikiran orang Yoon Minyoung?” Chanyeol mencubit pipi 
Minyoung gemas

“ aku memang pintar” jawab Minyoung mencoba melepaskan cubitan Chanyeol di pipinya

“ sakit?” tanya Chanyeol saat melepas cubiannya

Minyoung menggeleng

“ gomawo” Minyoung berucap sambil mengenggam tangan Chanyeol . ucapan terima kasih 
Minyoung malah membuat pria bertubuh tinggi itu terdiam dan menunjukan ekspresi bertanya.

“ terima kasih sudah membuat hidupku berwarna, aku jadi punya beragam cerita saat ulang tahun 
karenamu yang bisa ku ceritakan pada teman atau anakku kelak, kalau ada pria bodoh menyebalkan 
yang sangat mencintaiku sedari kecil, namun karena gengsinya pria itu selalu bersikap menyebalkan”

Chanyeol balik mengenggam tangan Minyoung

“ aku rasa memlihmu sebagai gadisku bukan karena yoon Minyoungku ini sempurna, namun karena 
gadis ini mampu melengkapi bebrapa bagian dari hidup seorang park Chanyeol. Geurom, nado 
gomawo for being exist Yoon Minyoung” Mata Minyoung berkaca mendengar ucapan Chanyeol, 
walau terkesan cheesy namun ia sangat menyukainya. Minyoung masih mengharapkan kalimat 
selanjutnya yang ingin dikatakan Chanyeol

“ Dan kau sekarang tumbuh menjadi gadis yang cantik dan juga....” Chanyeol menjeda, membuat 
gadis itu makin penasaran, ditambah tatapan Chanyeol yang mengamati ujung kepalanya sampai 
kaki, perasaan tidak enak muncul di benar Minyoung

“ jangan berfikir yang macam-macam Park Chanyeol” tangan Kanan Minyoung menarik kuping 
mirip Yoda Chanyeol

“ eeiiii kau kan belum tahu apa yang ingin ku katakan” ucap Chanyeol sambil meringis

“ aku tidak mau tahu” Minyoung menutup bagian dadanya

Chanyeol  menyeringai, lagi dan lagi Minyoung selalu tahu apa yang ada di pikirannya. Chanyeol 
mendorong bahu gadisnya itu hingga Minyoung terjatuh di kasur, kedua lengannya berada di 
samping tubuh Minyoung, mengunci pergerakannya.

“ yeol, jangan macam-macam” ucap Minyoung mewanti-wanti

“ ini ulang tahunmu yang ke 25 Young”

“ lalu?”

“ desember kita akan menikah, mungkin pemanasan sebelum menikah?”

“ Andwe!! Ingat perjanjian kita Yeol” Minyoung menunjukan muka masam, Chanyeol yang awalnya 
terlihat mencoba liat sekarang menjadi agak bersalah, ia pikir ia bisa mendapatkan hal lebih dari 
sekedar ciuman panas dari Minyoung namun ia baru ingat akan janjinya pada Minyoung bahwa 
mereka tidak akan pernah melakukan hubungan badan setelah resmi menikah.

Chanyeol beranjak dari posisi dan Minyoung terbangun

“ maaf” Chanyeol menunduk

“ gwaencahana, asal kau sadar. Tinggal sebulan lagi sayang, kau harus bersabar”

“ ehmm” Chanyeol berdehem, Minyoung merangkul lengan Chanyeol yang mulai kelihatan berotot 
itu.

“ gomawo” ucap Minyoung

Chanyeol tersenyum lalu mengusap lembut rambut Minyoung

“ caaa, ayo kita keluar lagi. Bukankah kau harus mengabadikan hadiahku dan memperlihatkannya 
pada teman-temanmu”

“ asssaaa, aku hampir lupa itu. Ayo fotokan aku” Minyoung menarik lengan Chanyeol untuk berjalan 
ke balkonnya. Minyoung tersenyum senang melihat hadiahnya kembali, bukan sesuatu yang mahal 
dan bisa ia pamerkan setiap hari pada orang-orang, namun hadiah Chanyeol cukup membuktikan 
bahwa pria itu memang pantas menjadi pendampingnya. Bukankah butuh usaha untuk membuat kata 
i love you di salah satu icon kota London itu, bagaimana biaya, izin dan lain-lainnya.

“ Selamat ulang tahun Yoon Minyoung, tetaplah menjadi Yoon Minyoung yang Park Chanyeol kenal. 
Dan jangan pernah merubah perasaanmu padaku”

“ Gomawo Chanyeol-ah, aku akan tetap menjadi Yoon Minyoung yang kau kenal. Dan aku tidak 
akan mengubah perasaanku padamu. Selamanya”

Rentang Waktu

terkadang membuat kita lupa

bahwa kita makin dewasa

 waktu terus berlalu, kita lewati hari-hari kita di alam fana ini

hingga kini berjumpa dengan hari saat gadisku pertama kali menatap dunia

ia beranjak dewasa dan bertambah usia

tiada daya yang mampu ku lakukan untuk membuktikan

betapa specialnya  dia untukku

Aku Mencintainya, kemarin, hari ini, esok dan selamanya

Maaf jika kado yang kuberikan tidak istimewa

Namun itu mengungkapkan seluruh perasaanku padanya

Semoga kalimat itu mengiringkan doa sebagai pelengkap kekuranganku

Selamat Ulang Tahun

Semoga tuhan selalu menyertaimu, tercapai segala cita-citamu

Dan terus bersatu dalam ikatan cinta yang telah di bina

Hingga di pernikahan nanti dan sampai akhir hayat menjemput kita

Salam sayang

Park Chanyeol

Diferent Birthday END

Huwaaaaa FF akhirnya FF special ulang tahun diri sendiri jadi juga, ini dikerjain 3 hari di sela-sela 
jam gabut kantor. Ga ada kerjaan jadi nulis yang beginian. Padahal semalem mimpinya D.O tapi yang 
kebawa FF malah Park Chanyeol, yasudahlah, nanti aku buat lagi yang D.O version.

Terima kasih buat yang sudah mau mampir dan baca, aku ga berharap komentar, hanya saja 
setidaknya bisa kali ngucapin selamat ulang tahun buat akooooo. Hahahaha, sudah??? Makasih ya

XOXO


Mika Bellamy

Short Story About Me and My Life

Short Story About Me and My Life

EXO

EXO
 
  • A Short Note For Abnormal Thinker © 2012 | Visit us Gallery Cosplay, in collaboration with Inkesmas , Jual Adsense