GRATEFUL DAY
Title :
Grateful Day
Author :
Mika Bellamy
Cast :
-
Park Chanyeol
-
Yoon Minyoung
Yah finally i come back with this FF, not a special FF just ordinary. Alur cerita yang biasa, dengan cerita yang super biasa. But i do like to do this FF, because i’ll when i get bored in the office. Hope you’ll enjoy it (if there’s is same plot or story yah, every human has their own imagination, kesamaan hanyalah salah bentuk ketidaksengajaan)
Alright, see u in my next FF. Aku pengen buat project FF tapi ga kesampean terus. Huhuhu (nangis dipojokan bareng Sehun)
Enjoy it.
Kepala pria bertubuh jangkung dengan suara khasnya sedari
tadi terus saja menggeleng-geleng ke
kanan dan ke kiri, bukan, pria itu bukan
sedang mendengar musik, bukan juga karena dia tidak paham
akan sesuatu, tapi
dia sedang memperhatikan sebuah metronom di hadapannya. Bahkan saking
seriusnya
pria itu mengabaikan gadis cantik yang menatapnya jengah karena harus menunggu
pria itu
selesai memperhatikan benda segitiga yang masih saja bergerak ke kanan dan ke kiri.
“ kau mau memperhatikan sampai jarumnya berhenti, Park
Chanyeol?” tanya gadis dengan raut
wajah yang super kesal dengan tangannya yang
melipat di dada.
“ mungkin” jawab Pria yang bernama Park Chanyeol tersebut
“ arghhh, kau super menyebalkan Park Chanyeol” sungut gadis
itu lalu berbalik untuk menjauhi pria
jangkung yang aneh itu, kakinya sengaja
ia hentak-hentakkan dengan upaya agar Chanyeol
memperhatikannya. Namun Chanyeol
tetaplah Chanyeol, dia tetap tak bergeming dari metronom di
hadapannya.
“ aku lama-lama gila pacaran dengan alien seperti dia” sungut
Minyoung perlahan mulai
meninggalkan kekasihnya yang terlalu sibuk dengan
dunianya sendiri, bahkan hanya untuk melihat
wajah Minyoungpun tidak
“ kau gila dan kau mencintaiku” ucap Chanyeol namun tidak
mengikuti langkah Minyoung yang
pergi.
Minyoung tidak habis fikir kenapa dia bisa mencintai pria
bernama Park Chanyeol, 3 tahun yang lalu
tepatnya saat usia Minyoung baru
menginjak 15 tahun ia tidak sengaja menabrak seorang pria dengan
sepedanya,
namun karena lukanya lebih parah daripada yang di tabrak, ia malah yang dibantu
oleh
sang korban, pria itu adalah Chanyeol, walau kakinya terluka pria itu
membopong tubuh Minyoung
ke rumah sakit terdekat. Dan dari situlah Minyoung
tidak bisa lepas dari seorang Park Chanyeol.
Iapun tak tahu kenapa tidak bisa memarahi Chanyeol atau
mengatakan kata putus terhadap pria
jangkung itu, Chanyeol super menyebalkan,
ia tidak romantis, jarang perhatian dan sedikit jorok.
Namun ada sisi lain
Chanyeol yang membuat Minyoung selalu lupa akan masalahnya atau
kekesalannya
pada pria itu. Chanyeol adalah happy virus, ia bisa tiba-tiba membuat Minyoung
tertawa terbahak-bahak dengan tingkah polahnya dan akhirnya melupakan
amarahnya.
Tapi mungkin itulah yang namanya cinta, Minyoungpun
sebenarnya tidak tahu arti cinta sebenarnya.
Ia hanya merasa nyaman dengan
keberadaan Chanyeol sebagai kekasihnya. Tapi yah begitulah gadis
itu harus
banyak-banyak mengelus dada sabar menghadapi Chanyeol yang tiba-tiba sibuk
dengan
dunianya sendiri.
“ Yoon, kau marah?” tanya Chanyeol dengan wajah biasanya
pada Minyoung yang sedang
menyeruput moccacinnonya, ini sudah jam pulang
sekolah dan Chanyeol baru menemui Minyoung
setelah asyik dengan metronomenya
“ kau tidak membawa metronom-mu?” tanya Minyoung tanpa
menatap Chanyeol
“ kau kan pacarku, buat apa aku bawa metronomku” aishh
inilah kebiasaan Chanyeol, ia dapat
membuat hati Minyoung luruh dengan
kata-kata super cheesy alias gombalnya. Tangannya
mengambil moccacinno yang
sedang diminum Minyoung, membuat bibir gadis itu sedikit basah
akibat cipratan
minuman itu dari sedotannya
“ Yak, Park Chanyeol!!”
Mata Minyoung terbelalak, ia sangat tidak siap dengan apa
yang dilakukan Chanyeol sekarang.
Menciumnya bahkan menyesap bibirnya. Dasar
Chanyeol gila, umpat Minyoung
“ aku membersihkan
bibirmu” ucapnya santai
Dan lihat bagaimana ekspressi Minyoung, ia lemas. Ini juga
yang Minyoung tidak pernah bisa marah
lama kepada Chanyeol, karena pria
jangkung itu bisa membuat jantung Minyoung berdegub kencang,
sehingga amarahnya pun selalu meredam jika pria itu
bersikap menyebalkan atau mengesalkan.
Kini pria itu duduk di sebelah Minyoung
“ kau marah?” tanyanya dengan suara super lembut
Minyoung menggeleng lalu meletakkan kepalanya di bahu
Chanyeol, membuat pria itu harus melirik
gadisnya dan melihat raut muka Minyoung
yang datar.
“ kau kenapa?”
“ ani, hanya saja. Aku kadang suka kesal dengan dirimu. Aku
ingin marah, tapi tidak bisa. Aku hanya
takut perasaan ini membuatku gila”
akhirnya apa yang selama ini Minyong pendam, ia keluarkan ke
Chanyeol.
Chanyeol menjauhkan dirinya dari kepala Minyoung, membuat
gadis itu mau tidak mau harus
menegakkan kepalanya. Namun matanya menatap lurus
ke bawah. Perlahan jemari Chanyeol
menangkup pipi gadisnya.
“ dengar ya Yoonku yang bodoh, kau tidak akan gila hanya
karena itu. Baiklah aku minta maaf kalau
selama ini aku membuatmu kesal. Aku
melakukan itu karena kau begitu menggemaskan”
“ termasuk mengacuhkanku?” potong Minyoung
“ ehmm itu tidak termasuk, baiklah maafkan aku juga jika aku
terlalu sibuk dengan duniaku. Aku
tidak bisa menahan diriku melakukan hal itu.
Jadi aku butuh bantuanmu Yoonku yang bodoh”
“ bantuan?” tanya Minyoung
Chanyeol mengangguk “ jika aku sudah mulai mengacuhkanmu,
kau harus menarik perhatianku, agar
aku tidak jadi mengacuhkanmu”
“ caranya?”
Chanyeol menghela nafas, gadisnya ini memang sangat lama
untuk mencerna sesuatu, namun terlalu
sensitif untuk hal-hal kecil.
“ seperti ini”
CUP
Chanyeol menarik wajah Minyoung kearahnya dan mengecup
secara bertubi-tubi permukaan wajah
Minyoung bahkan bibirnya.
“ yak, yak...”
Minyoung mencoba menjauhkan diri dari Chanyeol, namun tangan
Chanyeol menangkup pipinya,
dan tenaganya lebih kuat dari pada Minyoung.
Puas melancarkan aksinya Chanyeol tersenyum
“ bersikap seperti itu lah jika aku mengacuhkanmu”
“ tidak mau! Kau makin membuatku kesal Park Chanyeol”
Minyoung menurunkan dahinya ke atas
meja
“ yoon”
“ jangan bicara padaku, aku marah padamu”
“ ayolah Yoon Minyoung” Chanyeol mendorong bahu Minyoung
perlahan, namun lama kelamaan
berubah menjadi pukulan yang cukup kencang namun
itu cukup membuat Minyoung mengalihkan
pandangannya ke Chanyeol.
“ kau mau menyakitiku?” tanya Minyoung
“ maaf, aku hanya ingin mendapatkan perhatian darimu. Dan
bagaimana aku bisa menebus
kesalahanku?”
Alis Minyoung terangkat satu, pikirannya melayang memikirkan
sesuatu. Saat Chanyeol menawarkan
sebuah penawaran tentu saja ia harus
memikirkan dengan baik agar ia merasa puas dan Chanyeol
sedikit sadar akan
sikapnya yang sering kali menyebalkan.
“ aku akan jadi Gennie, dan kau bisa minta apapun dariku”
“ jeongmal?” Chanyeol mengangguk pasti, ia yakin Minyoung
tidak akan meminta yang aneh-aneh
darinya, paling standar menyuruh Chanyeol
untuk bersikap bodoh, menyuruh Chanyeol untuk tidak
menyebalkan. Intinya
Chanyeol mengira permintaan Minyoung akan berkaitan dengan dirinya.
“ baiklah, aku ingin. Kau membawa Sehun kemari, dan
membolehkan aku menciumnya”
Mata Chanyeol langsung terbebelalak kaget, apa-apaan
permintaan Minyoung. Apa ia tidak salah
dengar? Sehun? Mencium? Oh tidak,
Chanyeol harap kupingnya bermasalah sehingga apa yang ia
dengar tadi adalah
bukan sebenarnya.
“ yeol....oette? kau mau mengabulkannya?” tanya Minyoung
sambil mengedip-ngedipkan matanya
“ Sehun.......Cium.......” tanya Chanyeol terbata, ia
sepertinya tidak bisa membayangkan kekaihnya
dengan lelaki lain, apalagi Sehun.
Laki-laki yang sudah jelas menyukai Minyoung dan Minyoungpun
menyukai lelaki
itu.
“ aku yakin kau pasti tidak bisa mengabulkannya” Minyoung
membalikkan badan membelakangi
Chanyeol
“ ehm...itu.......tentu saja aku tidak bisa, kau milikku dan
aku tidak bisa” ucap Chanyeol dengan nada
awal tinggi lalu merendah, di balik
itu, Minyoung tersenyum licik. Ia kemudian membalikkan
badannya.
“ aku bercanda Park Chanyeol, aku tahu mana mungkin kau bisa
mengabulkan permintaanku itu. Aku
mengerjaimu bodoh”
“ kauuuuuu........”
Minyoung tersenyum maniiiiis sekali di hadapan Chanyeol,
lalu memperlihatkan jari tengah dan
telunjuknya membentuk ‘V’ lalu memeletkan
lidahnya.
“ bagaimana, kau sebal?”
“ tentu saja” jawab Chanyeol lantang
“ Kau sering bersikap menyebalkan seperti ini, dan sekarang
kau merasakan apa yang aku rasakan
kan?”
Chanyeol menunduk, ia seperti di tohok ribuan jarum di
dadanya, sakit sekali. Ia baru sadar bahwa
selama ini sifat menyebalkannya
membuat efek yang lumayan tidak enak. Dan ia bahkan sering
melakukan ini pada
Minyoung.
“ Gwaenchana, aku mengerti dirimu Yeol” Minyoung mengapit
lengan Chanyeol, lalu menyenderkan
kepalanya di bahu Chanyeol.
“ oleh sebab itu ku mohon sedikitlah bersikap wajar Yeol,
kau boleh bercanda tapi jangan terlalu
sering. Oette?”
“ ehmm, Maaf” Chanyeol mengecup puncak kepala Minyoung, ia
merasa sangat beruntung dengan
kedewasaan
Minyoung, oke ia sadar dengan sikapnya yang memang menyebalkan dan ia berjanji
akan mengubahnya, walaupun ia tahu akan sulit sekali, karena itu adalah sifat
bawaan Chanyeol dari
lahir. Too much vitamin sampai ada beberapa yang mungkin
overdose dengan vitamin dari Chanyeol
salah satunya kekasihnya sendiri
Minyoung.
“ aku tidak mennyuruhmu berubah Yeol, hanya kurangi sikap
menyebalkanmu” ucap Minyoung
seakan tahu apa yang dipikirkan pria jangkung
disampingnya. Chanyeol mengembangkan senyum, ia
rasa Minyoung punya bakat
meramal, karena ia selalu tahu apa yang ia rasakan dan pikirkan.
“ arra, just tell when i’m not in the right way”
“ call” ucap Minyoung, tubuhnya tidak lagi menyandar di bahu
Chanyeol, kini badan gadis itu
berhadapan dengaan badan jangkung Chanyeol,
menunjukan jari kelingkingnya agar Chanyeol bisa
menautkan dengan
kelingkingnya. Mungkin semacam perjanjian.
“ seperti anak-anak saja” Chanyeol berkata seperti itu
dengan sambil menautkan kelingkingnya di
kelingking Minyoung
“ sekarang kita mau apa?” tanya Chanyeol pada Minyoung, ia
melirik jam di tangannya, waktu
menunjukan pukul 5 sore, masih cukup sore untuk
mereka berdua pulang.
“ yeol dirumahmu ada siapa?” tanya Minyoung
“ ehmm mungkin hanya ada Kai, ia pasti sedang bercinta
dengan kekasihnya”
Sebuah pukulan pelan di kepala Chanyeol dari Minyoung sukses
membuat Chanyeol terkejut, tidak
sakit hanya saja ia bingung kenapa tiba-tiba
Minyoung memukul kepalanya.
“ jangan berfikiran yang tidak-tidak”
“ aku serius, anak itu sudah sering melakukannya dengan Min
Seo”
Mata Minyoung membelalak, tangannya kini menutup mulut
Chanyeol dan menarik lelaki jangkung
itu keluar cafe, setelah beberapa pasang
mata melirik mereka karena topik yang ia bicarakan tadi.
Kalau ada teman kampus
Kai atau Min Seo tahu bisa jadi gosip tidak sedap tentunya.
Walaupun Minyoung tahu jaman sekarang perbuatan seperti itu
sering di lakukan, tapi untuk dia dan
Chanyeol, sekali Chanyeol mengajaknya ia
akan segera memutuskan pria jangkung itu.Chanyeol
mengikuti langkah Minyoung
setelah keduanya keluar dari cafe, mulut Minyoung sedikit mengerucut
tanda si
empunya sedang dalam perasaan tidak baik.
“ kau marah lagi?”
“ bukan marah, harusnya kau tidak membicarakan hal itu,
terlalu vulgar. Baru saja kau berjanji tidak
akan bersikap menyebalkan. Tapi
kau.......hikz hikz..............” bukannya melanjutkan perkataannya
Minyoung
malah terisak
“ Young kau kenapa? Maaf maaf, aku tidak tahu kalau aku
berbicara seperti itu, aku akan dianggap
menyebalkan”
“ bukan itu, tapi, kakiku”
Chanyeol melihat kearah bawah dan betapa terkejutnya dia mendapati kaki
Minyoung yang tertusuk
paku, bahkan paku itu menembus bagian bawah sepatunya,
Chanyeol buru-buru mengangkat tubuh
Minyoung, menggendongnya ala Bridal dan
berlari menuju klinik atau rumah sakit terdekat.
Kaki Chanyeol rasanya hampir patah, ia berlari cukup jauh
dari cafe tadi untuk sampai ke klinik ini,
di tambah beban tubuh Minyoung. Saat
berlari tadi tidak berasa namun saat ini ia merasakan sakit. Ia
dan Minyoung
berada di dalam klinik, luka Minyoung sedang di obati, sedang kaki Chanyeol
kini
sedang di beri handuk hangat agar dapat merilek-kan kakinya.
“ kenapa kau berlari seperti orang gila?” tanya Minyoung
saat melihat kaki Chanyeol
“ itu juga kan karena dirimu”
“ tapi tidak seharusnya kau berlari, harusnya kau menyetop
taksi”
“ aku mana bisa berfikir”
Minyoung menggeleng, ia tadinya ingin marah, tapi melihat perjuangan
Chanyeol, ia merasa tidak
enak juga, karena dirinya lah lelaki jangkung itu
bertindak bodoh, karena di juga Minyoung harus
bersyukur karena pertolongan
pertamanya tidak telat, paku yang hampir berkarat bisa saja
menghilangkan
kakinya.
Dengan kursi rodanya, Minyoung menghampiri Chanyeol yang
tengah terduduk dengan kaki terjulur
ke bawah. Perlahan Minyoung mengambil kaki
Chanyeol lalu membawanya ke atas pahanya.
“ Young, apa yang kau lakukan?”
“ diam”
Perlahan tangan Minyoung memijat lembut kaki Chanyeol, dan
pada saat itu juga Chanyeol seperti
terkena sengatan listrik kecil yang membuat
perutnya bergejolak.
“ terima kasih” ucap Minyoung, tangannya masih terus memijat
kaki Chanyeol, pria itu hanya diam
sambil mengangguk
“ karena diriku, kakimu seperti ini”
“ gwaenchana, itu namanya kita sehati. Kakimu terluka begiu
juga dengan kakiku” Chanyeol
berusaha membuat suasana lebih baik. Minyoung
sedikit memukul pelan kaki Chanyeol, membuat
pria jangkung itu sedikit meringis
bukan sakit, ia hanya kaget.
“ kau menyebalkan Park
Chanyeol” ucap Minyoung
“ aku tahu” Chanyeol menjawab
“ dan aku mencintaimu” Minyoung meneruskan kata-katanya
“ aku tahu” kini tangan panjang Chanyeol terulur untuk
menyentuh puncak kepala Minyoung,
mengelusnya dengan sayang. Ia tahu hati Minyoung
sedang tidak enak, bermula dari dirinya yang
mendiamkan Minyoung, membuat
Minyoung jengkel, marah, sebal dan sekarang membuat
Minyoung khawatir.
Salah satu tangan lain Chanyeol menarik kursi roda Minyoung
agar mendekat ke tubuhnya, saat
berada di jarak yang dekat ia memeluk tubuh
gadisnya.
“ aku juga mencintaimu Young, sangat” Chanyeol menghirup
aroma wangi dari rambut Minyoung,
dan gadis dalam pelukannya itu terdiam.
“ maaf untuk hari ini, aku tahu aku sangat menyebalkan”
“ ehmm kau memang menyebalkan”
Minyoung membalas pelukan Chanyeol
“ hari ini mungkin meyebalkan, tapi aku senang, akhirnya aku
memilki quality time berdua
denganmu” sambung Minyoung
“ ehmm, dan aku juga tahu bahwa kau benar-benar mencintaiku”
Selama mereka berpacaran Minyoung jarang sekali
mengungkapkan perasaannya, namun Chanyeol
tahu bahwa gadis itu mencintainya,
sikap dan perilakunya lah yang membuat yakin, dan hari ini
Minyoung
mendeklarasikannya, dan Chanyeol bahagia akan hal itu.
Chanyeol berterimakasih pada Tuhan untuk hari ini, dan
Minyoungpun merasakan hal yang sama,
kejadian yang terjadi hari ini membuatnya
tahu bahwa pria yang kini memeluknya adalah pria yang
menyebalkan namun sangat
ia cintai.
GRATEFUL DAY FINISH
Be open enough to see
oppurtunities
Be wise enough to be grateful
Be encourageous enough to be
happy
XOXO
Mika Bellamy