Moon
Title : Moon
Author : Mika Bellamy @Millinkaverwest
Cast :
- Park Chanyeol
- Yoon Minyoung
I know you’re somewhere out there
Somewhere far away
I want you back
I want you back
“
Chanyeol-ah, kau baik-baik saja”
“ ehmmm”
Walau
laki-laki bernama Chanyeol menjawab bahwa dirinya tidak kenapa-napa,
wajah
seorang gadis tetap kelihatan khawatir pada sosok laki-laki di
hadapannya.
Bagaimana tidak khawatir, Chanyeol sudah 3 kali bolak-balik ke
kamar mandi
karena diare, wajahnya terlihat pucat serta beberapa bilur
keringat dingin
membasahi dahinya.
Minyoung,
sang gadis yang khawatir itu memberikan handuk kecil yang sudah
ia basahi
dengan air dingin kepada Chanyeol saat laki-laki itu keluar dari kamar
mandi
untuk kali ke empat.
“ ku antar ke
dokter ya?” tawar Minyoung
Chanyeol
terlihat menggeleng, ia duduk di sofa hitam di ruangan tengah
sebuah apartemen,
menempelkan handuk basah yang di berikan Minyoung ke
dahinya dan menyederkan
kepalanya.
“ setidaknya
minum obat” tawar Minyoung lagi, ia benar-benar dengan lelaki di
hadapannya
Chanyeol
mengangkat kepalanya, menatap Minyoung walau tidak tajam,
namun Minyoung tahu,
sangat tahu bahwa lelaki itu tidak ingin dipaksa.
Minyoung menggigit bibir
bawahnya, salahkan dirinya yang terlalu pada lelaki
di hadapannya ini, di lain
sisi ia juga sadar bahwa lelaki di hadapannya ini
adalah seorang lelaki dengan
perasaan yang super tidak peka termasuk tidak
peka dengan perasaan Minyoung
terhadap dirinya.
Mereka sudah
hampir berteman selama 2 tahun, walaupun sempat 8 bulan
tidak saling kontak,
karena Minyoung tahu bahwa Chanyeol sudah memilki
kekasih namun setelah
Chanyeol putus dengan kekasihnya. Entah berawal
darimana mereka kembali dekat.
Jalan bersama
adalah kegiatan yang rutin mereka lakukan di akhir pekan. Skin
ship, berpegangan
tangan, saling memegang anggota tubuh baik itu pipi, bahu,
dan lain-lain juga
sering mereka lakukan. Banyak orang bilang mereka pacaran
namun apalah arti
status, mereka hanya berteman kenyataannya.
Minyoung
berdiri dari duduknya dari sbelah Chanyeol, ia membereskan
beberapa gelas dan
meletakkan di pantry, lalu mencucinya
“ ehmm, aku
menaruh buah di kulkas. Bubur sudah ku siapkan di panci, jika
kau mau
memakannya tinggal di panaskan saja, sudah malam, aku pamit
pulang”
Chanyeol
tidak mengatakan apapun saat Minyoung bersiap untuk pulang,
bahkan ketika gadis
itu sudah memakai mantelnya dan bergegas menuju pintu
apartemen, Chanyeol tetap
terduduk di sofa dengan kepala bersandar di sofa
“ Young, kau
mau pulang? Tidak diantar Chanyeol?” Seorang laki-laki muncul
dari balik pintu,
Sehun nama laki-laki itu, dia merupakan teman satu apartemen
dengan Chanyeol,
tidak hanya Sehun, ada Jongin dan juga Baekhyun disana
Minyoung
menggeleng “ diarenya makin parah, pastikan dia minum obat jika ia
kembali ke
kamar mandi untuk ke enam kalinya, terakhir ia ke kamar mandi
untuk yang ke
empat” repet Minyoung masih tetap khawatir pada Chanyeol
“ ehmm, baik.
Chanyeol beruntung memiliki teman seperhatian dan
sepengertian dirimu. Dan
bodohnya dia hanya menganggapmu sebagai teman.
Tetap semangat ya Young”
Minyoung
tersenyum getir, bahkan Sehunpun tahu apa yang ada di perasaan
Minyoung namun
ada apa dengan Chanyeol, kenapa lelaki itu begitu susah
untuk Minyoung jangkau?
~*~*~*~*~*~*~*
Minyoung
melirik benda persegi panjang berwarna putih miliknya,
sesampainya dirumah
Minyoung berharap ia mendapat BBM ataupun Whatsapp
dari Chanyeol. Untuk
menanyakan apa sudah sampai atau belum, ataupun
terimakasih karena sudah
menjenguk, namun nihil tidak ada satupun bbm ata
wa yang masuk ke ponsel Minyoung.
Gadis itu
mendengus, apakah ini saatnya ia berhenti berharap? 2 tahun
bukankah waktu yang
sudah cukup lama untuk membodohi diri sendiri? Waktu
yang lama hanya untuk
menunggu dan berharap.
Minyoung
membuka ponselnya dan menuju menu Galeri ada beberapa foto
dirinya dan juga
Chanyeol saat bersama, ia mengklik semua fotonya dan
menuju menu hapus, tangan
Minyoung agak bergetar namun niatnya sudah
bulat ia harus berhenti. Berhenti
menjadi orang bodoh, berhenti menjadi
seorang punguk yang merindukan bulan, dan
berhenti menyakiti hati sendiri.
~*~*~*~*~*~*
Chanyeol
meregangkan tubuhnya, ia tersadar bahwa ia ketiduran tadi, dan bau
makanan
membuatnya terbangun. Matanya mengarah pada Sehun, Baekhyun
dan juga Jongin
yang sedang asyik makan.
“ kalian
makan apa?”
“ bubur”
jawab mereka serempak
Mata Chanyeol
membulat “bukankah itu bubur yang Minyoung buat untukku?”
tanya Chanyeol
“ dan kau
bilang tadi sebelum tidur, bahwa kau tidak ingin memakannya”
jawab Sehun
Chanyeol
mencoba mengingat apakah benar ia mengatakan hal itu tadi, ia
mengetuk
kepalanya, sakit perutnya membuat ia tidak bisa konsentrasi dengan
benar bahkan
Chanyeol kini merasa amat sangat bersalah dengan sikapnya
pada Minyoung tadi.
Ia seperti menghiraukan gadis bermarga Yoon itu.
“ aishhh,
jangan dihabiskan buburnya” Chanyeol mengambil satu mangkuk di
hadapan
Baekhyun, lalu menyuap satu sendok ke mulutnya. Entah kenapa rasa
bersalah
makin mencuat di hati Chanyeol, bubur Minyoung sangat enak, dan
kini ia hanya
bisa menikmati seperempat mangkuk saja dari satu panci yang
tersedia.
Pria tinggi
itu berbaring di tempat tidurnya, lalu mengambil ponselnya yang
tergeletak di
meja nakas. Satu pesan bbm, Chanyeol lalu membukanya, dari
Minyoung.
“ perutmu
sudah baikkan?”
Begitulah isi
pesan Minyoung, baru saja Chanyeol ingin menjawab pesan
tersebut, ia mendengar
Sehun berteriak di luar. Chanyeol panik, lalu keluar
kamar.
“ ada apa?”
tanya Chanyeol
“ aishhh
bagaimana ini, wini buar air sembarangan. Dan di kamarku”
“
yeaaakkkkssss, aku tidak akan mau ke kamarmu untuk beberapa waktu Oh
Sehun”
ejek Jongin
“
Chanyeol-ah, bantu aku membereskannya”
“ tidak mau,
aku baru saja pulih dan diminta membereskan itu. big no no, Oh
Sehun” Chanyeol kembali
ke kamarnya, perutnya sudah aman sekarang, dan ia
berbaring di kasur dan lupa
bahwa ia belum membalas pesan Minyoung.
~*~*~*~*~*~*~*
Minyoung
membanting kesal ponselnya, ia berharap ponselnya hancur,
sehingga ia tidak
perlu tahu kontak seorang Park Chanyeol, namun sepertinya
percuma, walaupun
ponselnya hancur, Minyoung amat hafao dengan nomor
telpon ataupun pin BB
seorang Park Chanyeol.
“ jeongmal
neomu miwoyoooo Park Chanyeol” teriak Minyoung
“ Yak Yoon
Minyoung, kau kenapa?” Doojoon kakak Minyoung melongkok dari
balik pintu kamar
adiknya itu
“ Chanyeol
lagi?” tanya Doojoon agak sarkastik, ia memenag sudah khatam
dengan masalah
adiknya, jika bukan pekerjaan pasti satu yaitu Park Chanyeol,
ia sudah
berkali-kali mengatakan pada adiknya agar adiknya itu saja yang
pertama kali
mengungkapkan perasaan pada Chanyeol, namun Minyoung
selalu mengelak dengan
alasan klasik, tidak mau merusak hubungan
pertemanan mereka.
“ jika kau
memang tidak berani mengungkapkan, yah terima saja apa yang
terjadi pada
perasaanmu sekarang. Perasaanmu sakit ya rasakan saja. Aku
bukan berarti kakak
yang jahat, tapi kau adik yang sulit untuk di beritahu”
“ dasar oppa
jelek, aku tidak butuh saranmu”
“ tuh kan,
yasudah” Doojoon menutup pintu kamar adiknya, meninggalkan
Minyoung yang masih
galau tak karuan.
Niat Minyoung
bulat, ia harus melupakan perasaannya pada Chanyeol, ia harus
cari cara untuk
menghindar dari pria tinggi itu. Minyoung melihat sekeliling
kamarnya, dan
menemukan brosur lowongan kerja di luar negeri. Ia segera
mengapply lowongan
tersebut dan berharap bisa di tempatkan jauh dari
kotanya sekarang.
2 hari rasanya
amat berat untuk Minyoung untuk tidak peduli terhadap seorang
Park Chanyeol,
jadi ia sesekali mengecek semua media sosialnya, hanya untuk
mengecek
keberadaan Chanyeol, namun nihil lelaki itu seperti di telan bumi.
Minyoung
kecewa, amat sangat kecewa, mengingat pesan bbmnyapun tidak di
balas oleh
Chanyeol.
You’ve got an
email
Minyoung
mengecek email yang masuk, mata membulat
“ asssaaaa,
aku di terima”
“ yak, Yoon
Minyoung ada apa lagi?”
Minyoung
berlari memeluk kakaknya
“ aku di
terima kerja di perusahaan IT oppa dan di tempatkan di Jepang”
“ are you
serious?” tanya Doojoon tak percaya
“ iyuuups”
Minyoung menunjukan email yang baru saja ia terima dari
perusahaan IT yang ia
apply 2 hari lalu
“ Chukae
sayaaang, ini salah satu caramu untuk menghindar dari Park
Chanyeol kan?”
Minyoung
melepas pelukannya dari Doojoon
“ merusak
mood saja”
“ tenaaaang
Yoon, kau pasti bisa melupakannya, Chanyeol hanya pria pengecut
yang membiarkan
gadis seperti kau menunggu dan berharap” Doojoon
memegang pipi adikknya,
membuat Minyoung lebih tenang
“ Gomawo
oppa, aku pasti bisa melupakannya”
~*~*~*~*~*~*~*~*
“ siaaaaal, ada
apa dengan ponsel bodoh ini”
Baekhyun
menggeleng melihat perilaku Chanyeol, ia mencak-mencak tidak
jelas pada sebuah
ponsel? Perilaku aneh, kalau ponselnya rusak, cara terbaik
adalah membawanya ke
tempat service ponsel, mengganti ponselnya dengan
yang baru, atau meminjam
ponsel temannya jika ia memang sangat
membutuhkan ponsel.
Namun yang
Chanyeol lakukan adalah mencoba mengota-atik ponselnya
sendiri, yah walaupun
Baekhyun tahu Chanyeol kuliah di jurusan IT tapi bukan
berarti segala urusan
bisa ia selesaikan sendiri kan? Ia butuh orang lain.
“ Park
Chanyeol, bukankah lebih baik kau membawanya ke tempat service?”
usul Jongin
sambil menyeruput teh manis buatan Sehun
Baekhyun
mengamini usulan Jongin, ia menyuap biskuit ke dalam mulutnya
“ nanti yang
ada ponselmu malah tambah rusak” ucap Baekhyun
“ aku pasti
bisa” ucap Chanyeol
Jongin dan
Baekhyun memutar bola matanya sebal, yah mereka tahu temannya
itu adalah orang
yang lumayan keras kepala, tipikal orang berzodiak Scorpio.
Tok Tok Tok
Pintu
apartemen mereka berbunyi, Sehun dengan sigap berjalan menuju pintu
untuk
melihat siapa yang datang, senyumnya merekah saat ia tahu siapa yang
ada di
luar apartemennya
“ anyyeeoooong”
sapa Minyoung
“ hola Yoon,
menemui Chanyeol?” tanya Baekhyun sambil mengedipkan sebelah
matanya
Minyoung
mengerucutkan bibirnya sambil menggeleng
“ menemui
kalian semua” jawab Minyoung, ia menaruh beberapa tenteng
bungkusan ke meja
pantry
“ sudah makan?”
tanya Minyoung
“ beluuuum”
jawab Baekhyun, Sehun dan Jongin serentak, namun tidak dengan
Chanyeol yang
masih sibuk dengan ponselnya
Minyoung
membuka satu bungusan, lalu mengeluarkan kotak makan
berjumlah 4
“ bento untu
kalian” ucap Minyoung “ di dalam situ juga ada buah dan sayur
untuk persedian
kalian”
“ kau selalu
repot Yoon”
“ anggap saja
ini traktiranku” jawab Minyoung
“ traktir?”
tanya Sehun
“ dalam
rangka apa?” Baekhyun ikut-ikutan bertanya
Minyoungpun
menceritakan pada Sehun, Jongin dan Baekhyun bahwa dirinya
telah diterima
bekerja di Jepang, saat Chanyeol mendengar Minyoung
menyebut kata-kata Jepang,
tangan lelaki itu berhenti mengotak-atik ponselnya.
Ia berdiri lalu berjalan
menuju Minyoung.
“ jepang?”
tanya Chanyeol
Minyoung
mengangguk, matanya tidak berani menatap mata Chanyeol
“ ikut aku”
Chanyeol menarik tangan Minyoung keluar apartemen, dan mau tak
mau gadis itu
mengekor di belakang Chanyeol.
Kini keduanya
berada di taman yang tak jauh dari apartemen Chanyeol dan
kawan-kawan. Mereka
tengah duduk di sebuah bangku taman yang memang
hanya cukup untuk 2 orang.
Minyoung
terus menatap ujung sepatu kets berwarna merahnya, ia sadar
talinya agak tidak
kencang. Saat ia berusaha untuk mengikatnya, Chanyeol
berdiri dari duduknya
lalu beringsut membungkuk untuk membetulkan tali
sepatu Minyoung.
“ kau bisa
terluka jika tali sepatumu seperti ini”
Hati Minyoung
bergetar, perlkuan Chanyeol seperti inilah yang membuatnya
selalu berharap. Ia
merasa menjadi wanita yang paling diperhatikan Chanyeol,
namun harapan hanyalah
harapan, Chanyeol hanya memberikan Minyoung
harapan tidak dengan kesempatan. Kesempatan
untuk memiliki Chanyeol.
“ jadi kau
akan ke Jepang?” tanya Chanyeol
“ ehmmm”
jawab Minyoung
“ tanpa
memberitahuku?” tanya Chanyeol lagi
“ maaf, aku
kira kau tidak mau di ganggu, karena pesanku tempo lalu tidak kau
balas”
Chanyeol
merutuki dirinya, bagaimana bisa Minyoung berfikir seperti itu. ia
waktu itu
lupa, dan keesokan harinya tiba-tiba saja ponselnya tercebur ke
kolam dan
rusak.
“ kapan kau
pergi?”
“ lusa”
Chanyeol
mendesah, ia kembali duduk di sebelah Minyoung.
“ aku pasti
akan merindukanmu Yoon, aku pasti merindukan mem-bully-mu,
mengataimu jello,
mengataimu pesek, mengataimu lemah dan lain-lain” ucap
Chanyeol
“ ehmm, aku
juga akan merindukan mencabuti bulu kakimu Park Chanyeol”
tangan keduanya
bertaut
“ berapa lama
kontrakmu disana?”
“ training 3
bulan, jika performku bagus, aku dikontrak 1 setengah tahun”
“ ooh”
Dan hening
Entah berapa
lama keheningan itu berada diantara keduanya, pikiran mereka
sibuk
sendiri-sendiri. Sampai rintik hujan mulai turun
“ kajja, kita
pulang” ucap Chanyeol berdiri dari duduknya
Minyoung
tetap terdiam dibangku, begitu saja? Pikir gadis itu. Chanyeol tidak
berusaha
menahan kepergiannya, ia hanya mengatakan bahwa ia akan
merindukannya. Minyoung
mendengus lalu sadar, memangnya apa yang ia
harapkan lagi?
“ yeol, apa
tidak ada lagi yang ingin kau katakan?”
Chanyeol
terdiam, sesekali menatap manik mata Minyoung.
“ aku lapar,
aku ingin cepat pulang ke apartemen”
Lagi, Minyoung
tersenyum getir.
“ berhenti
berharap Yoon Minyoung” ucap Minyoung dalam hati
“ yoon kita
teman kan?” tanya Chanyeol saat berjalan menuju apartemennya
Minyoung
meneguk ludah, ingin rasanya ia mengatakan bahwa ia ingin
hubungan ini lebih
dari sekedar teman, karena perasaan saat ini sudah tidak
bisa dibilang perasaan
terhadap teman. Ia ingin sekali menriakkan bahwa
dirinya sangat menyayangi
Chanyeol, bukan sebagai teman namun lebih, dan
lagi-lagi Minyoung hanya bisa
memendamnya
“ ehmm kita
teman”
“ baik-baik
di Jepang” ucap Chanyeol sambil mengusap kepala Minyoung
Minyoung
mengangguk
Minyoung POV
Jadi beginikah
akhir dari cerita ini?
Chanyeol yang
bodoh hanya menyuruhku untuk baik-baik saja di Jepang. Dan
ia tidak mengatakan
hal lain? Aku mendengus gusar, sepertinya aku memang
harus melupakannya, ani
maksudku aku harus melupakan perasaan ini,
Chanyeol tetaplah temanku, dan aku
harus mengusir perasaan lain
terhadapnya selain pertemanan.
Kalimat cinta
tak harus memilki sepertinya memang pantas disematkan padaku.
Aku mencintai
Chanyeol, sangat.
Dan aku tahu
Chanyeol menyayangiku, sangat
Namun kita
tidak harus saling memilki.
Aku akan
tetap jadi temanmu Park Chanyeol, namun hati ini perlu waktu untuk
melupakan
perasaannya padamu.
Japan 2 bulan
kemudian
At the night when the stars light up
my room
I sit by myself talking to the moon
Trying to get you
In hopes you’re on the other side
talking to me too
Or am i fool who sits alone talking to
the moon
Minyoung POV
Aku sudah disini
namun dengan bodohnya masih dengan perasaan ini.
Perasaan ini masih berharap
padamu Park Chanyeol.
END
Terimakasih
untu Om Bruno Mars dengan lagunya Talking To The Moon, yang
mengispirasi saya
buat Ficlet gaje ini, terimakasih juga untuk someone yang
berhasil jadi tokoh
utama dalam ficlet ini. Aku juga masih disini dengan
perasaan bodoh ini.
(eyaaaaaa curhat colongan)
Whether this
ficlet nobody read, i just want to release my feeling.
Xoxo
Mika Bellamy