Sepandai-pandainya Karyawan Multi Talent pasti kalah dengan karyawan Multiface

2 komentar

Reblog From

http://mommiesdaily.com/2015/12/08/6-tipe-teman-yang-sering-ditemui-di-kantor/


Beberapa waktu lalu, di time line media sosial saya sempat wara wiri foto dengan kalimat seperti di atas. Jelas saja postingan ini banyak mengundang imoticon wajah yang sedang tertawa. Tertawa miris, lebih tepatnya. Mungkin karena memang hal seperti ini bisa ditemui di lingkungan pekerjaan. Iya nggak, sih?
iya setuju
banyaaaaak kok, apa mungkin kalau di tilik beberapa tahun belakang saya juga termasuk karyawan yang multiface. 
contoh :
saya ga suka sama boss saya, tapi saya kalau berhadapan dengan ybs stay cool pura-pura senyum sama dia, dia ngomong apa saya sahutin saja. (multiface donk itu) hahaha, siapa sih yang ga pernah kaya gini??? kalian juga pasti pernah. ga sama boss, sama temen juga pasti kaya gitu
jadi inget sama salah satu boss saya di kantor yang beberapa hari lagi akan saya tinggalin, beliau ini kalau dilihat typical lil bit bossy, ga bisa di tentang, tapi mau karyawannya pro aktif mengenai pekerjaan. ngambang (kenapa saya bilang seperti ini, karena segala peraturan perusahaan pasti bisa berubah sewaktu-waktu jika ada kasus tertentu. 
contoh gara-gara lagi heboh kebutuhan sales banyak, beliau ngepush bagian Recruitment untuk cari sebanyak-banyaknya. padahal sebelumnya beliau bilang "tidak usah ngoyo, kalau ada kasih kalau ga ada ga papa". eh tiba-tiba berubah
itu sih soal boss ya.....
saya mau ngomongin temen saya yang sesuai sama judul blog saya,
"sepandai-pandainya karyawan multi talent pasti kalah dengan karyawan multi face"
ada nih temen saya
orang baru
awalnya kalem, adalah satu dua tiga dia punya kesalahan dan boss ngertiin dia gitu. 
kalau lagi ngumpul ngeriung pasti lah yang diomongin antara kerjaan, boss dan kehidupan pribadi. 75% boss dan kerjaan. kita satu kepala donk ngomongin kejelekan boss, dan eh tau-tau entah kenapa tiba-tiba sistem jadi berubah.
temen saya yang saya bilang kalem awalnya itu tiba-tiba naik gaji dengan alasan non sense, tiba-tiba diangkat jadi supervisor, tiba-tiba jadi anak kesayangan, dan tiba-tiba jadi agak skeptik sama beberapa karyawan yang suka ngomongin boss.
syukurnya saya sih kalau ngumpul gitu, suka ambil sudut pandang tengah atau abu-abu sih. ga ke hitam atau putih. ga pro ga kontra juga. bukan multiface sih cuma cari aman aja.
karena kita ga tau donk sifat temen kita sendiri gimana, kali aja dia tipikal suka gosip yang bisa bilang kemana-mana. toh itu kan jadi aib kita juga. 
nah usut punya usut sih, perubahan yang tiba-tiba itu karena temen saya bisa ngambil hati boss, kalau ngobrol sama kita ngomongin boss, tapi kalau ngomong sama boss ngomongin apa yang kita obrolin.
dan finally..... yah udah bisa di tebak lah.
iri
saling benci
saling ga mau bantu
kejadian di kantor saya. 
jadi ingat dengan apa yang dikatakan Mbak Nina Teguh, psikolog anak dan keluarga ini sempat bilang kalau kecerdasan emosi itu memang bisa menular bahkan pada usia dewasa. “Jadi, dekati saja orang-orang yang punya kecerdasan emosional yang baik, karena seiring waktu yang berjalan, kecerdasan emosional dapat berubah setara dengan orang terdekat,”
so mulai sekarang pandai-pandai milih teman. jangan mau multi talent kita kalah sama multi face mereka.
XOXO
Mika Bellamy
#March,30, 2016
a short note when i'm ready to go home,but i'm stuck in the office

Teruntuk Pria ( a hollow note when you ignored me)

0 komentar


Teruntuk pria tidak peka atau pura-pura bodoh
Aku benci menunggu
Aku benci di abaikan
Aku benci di berikan harapan

Jika memang kau menaganggapku sebagai teman
 bisa kah memberikan ruang untukku bernafas?
Agar dada ini tidak sesak walaupun rasanya menyakitkan bahwa kau hanya menganggapku hanya teman

Jika memang kau memberiku harapan
Bisakah kau membalas pesan singkatku?
Agar hati ini tenang, dan tidak berfikiran macam-macam
Sudah cukup hati ini terjebak di pertengahan

Hati ini perlu arah
Menuju hatimu
Atau menjauh
Namun naif bagiku, karena aku belum bisa menerima kenyataan jika memang aku harus menjauh darimu.
Dan juga Bodoh bagiku, karena aku terus saja berharap bahwa kau juga akan menyukaiku

Aku bertahan dengan perasaan ini
Bukankah akan lebih melegakan jika kau mengusirku?
Membuatku agar aku menjauhimu?

Terlihat egois?
Memang,

Jika aku sadar harusnya aku yang menjauh,
Aku yang balik badan.

Namun sikapmu, tidak membuatku bisa menjauhimu.
Kenyamananku terhadapmu tidak bisa membuatku berpaling.
Jujur,

Aku lelah
Menyimpan
Memendam
Berdiam
Dengan gemuruh perasaan yang menjolak.

Namun apa daya,
Lagi-lagi aku naif, lagi-lagi aku bersikap bodoh.
Jadi aku harus kemanakan perasaan ini?
Tetap bertahta di pertengahan jalan?
Atau harus perlahan mundur ke belakang?

Mungkin yang bisa menjawabnya hanya dirimu Pria tidak peka
Yang bisa membuatku berhenti dengan perasaan ini hanya dirimu pria yang pura-pura


a hollow note reborn, when my heart was feeling empty when he decide to ignored me

8 maret 2016 (15.00)

Short Story About Me and My Life

Short Story About Me and My Life

EXO

EXO
 
  • A Short Note For Abnormal Thinker © 2012 | Visit us Gallery Cosplay, in collaboration with Inkesmas , Jual Adsense