Teruntuk pria tidak peka atau pura-pura bodoh
Aku benci menunggu
Aku benci di abaikan
Aku benci di berikan harapan
Jika memang kau menaganggapku sebagai teman
bisa kah memberikan
ruang untukku bernafas?
Agar dada ini tidak sesak walaupun rasanya menyakitkan bahwa
kau hanya menganggapku hanya teman
Jika memang kau memberiku harapan
Bisakah kau membalas pesan singkatku?
Agar hati ini tenang, dan tidak berfikiran macam-macam
Sudah cukup hati ini terjebak di pertengahan
Hati ini perlu arah
Menuju hatimu
Atau menjauh
Namun naif bagiku, karena aku belum bisa menerima kenyataan
jika memang aku harus menjauh darimu.
Dan juga Bodoh bagiku, karena aku terus saja berharap bahwa
kau juga akan menyukaiku
Aku bertahan dengan perasaan ini
Bukankah akan lebih melegakan jika kau mengusirku?
Membuatku agar aku menjauhimu?
Terlihat egois?
Memang,
Jika aku sadar harusnya aku yang menjauh,
Aku yang balik badan.
Namun sikapmu, tidak membuatku bisa menjauhimu.
Kenyamananku terhadapmu tidak bisa membuatku berpaling.
Jujur,
Aku lelah
Menyimpan
Memendam
Berdiam
Dengan gemuruh perasaan yang menjolak.
Namun apa daya,
Lagi-lagi aku naif, lagi-lagi aku bersikap bodoh.
Jadi aku harus kemanakan perasaan ini?
Tetap bertahta di pertengahan jalan?
Atau harus perlahan mundur ke belakang?
Mungkin yang bisa menjawabnya hanya dirimu Pria tidak peka
Yang bisa membuatku berhenti dengan perasaan ini hanya
dirimu pria yang pura-pura
a hollow note reborn, when my heart was feeling empty when he decide to ignored me
8 maret 2016 (15.00)
0 komentar:
Posting Komentar