sebelumnya ceritanya berjamur, sebelum tanggalnya sudah kadarluasa, sebelum semuanya terjadi,
saya persembahakan satu Fanfiction abal yang sudaaaah banyak beredar dengan tema yang sama. romance ga jelas dengan segala ke cheesy-annya, saking gurihnya jadi kadang suka bikin eneg. hahaha,
baiklah dari pada saya banyak omomg,
let's your begin
Author : Mika Bellamy
" Ketika Minyoung dihadapkan sebuah pilihan, yang ia lakukan justru tenggelam dalam kesendirian"
saya persembahakan satu Fanfiction abal yang sudaaaah banyak beredar dengan tema yang sama. romance ga jelas dengan segala ke cheesy-annya, saking gurihnya jadi kadang suka bikin eneg. hahaha,
baiklah dari pada saya banyak omomg,
let's your begin
CHOICE
Cast :
- Park Chanyeol
- Yoon Minyoung
Author : Mika Bellamy
" Ketika Minyoung dihadapkan sebuah pilihan, yang ia lakukan justru tenggelam dalam kesendirian"
“ tentukan sekarang Yoon, aku, Sehun atau Kyungsoo?”
Pertanyaan itu membuatku mual, sungguh. Bagaimana bisa aku
di sodori pertanyaan yang begitu menohok
saat sedang asyik-asyiknya mengunyah
sandwich tuna, pemberian Kyungsoo.
“ ayolah Park Chanyeol, jangan berlebihan”
Ku lihat wajah Chanyeol sangat serius. Belum pernah ia menunjukan
wajahnya yang seperti itu. biasanya
senyum lebar selalu menghiasi wajahnya. apa
yang membuat dirinya seperti itu? aku meletakkan sandwich
Tuna pemberian
Kyungsoo, meminum bubble tea pemberian Chanyeol, setelah itu menatapnya.
“ kau kekasihku, Sehun adalah sepupumu dan Kyungsoo adalah
sahabatmu. Tapi tidak ada perbedaan
diantara kami Yoon, Sehun dan Kyungsoo bisa
memegang tanganmu, memelukmu, mencium pipimu. Padahal
jelas2 kau kekasihku”
“ lalu?” tanyaku heran, kenapa dia tiba-tiba
mempermasalahkan hal ini, jelas berbeda. Mereka berdua tidak
bisa mencium
bibirku Park Chanyeol.
“ kau ini kenapa tidak peka sekali sih”
Tanganku bergerak menyentuh tangan Chanyeol, mengenggam
jemarinya yang besar besar itu.
“ yeol.....” aku membuang nafas, sebenarnya aku tidak suka
hal cheesy seperti ini mengatakan bahwa, Park
Chanyeol lah yang hanya ada di
hatiku, hanya Park Chanyeol lah yang bisa mencium bibirku, dan hanya Park
Chanyeol-lah yang bisa melihat tubuh hampir bugilku. Yah jelas, kami pernah
hampir melakukan seks, namun
kami berdua sadar, kami belum mau menanggung
resiko yang akan terjadi kelak.
“ kau percaya padaku?” hanya itu yang akhirnya keluar dari
mulutku
“ sure, tapi percaya padamu membuatku sakit yoon. Melihatmu
dipeluk dan dicium pria lain. Ayolah pria
mana yang cemburu”
“ mereka tidak memiliki cintaku Yeol”
“ tetap saja”
Aku mendesah, tidak tahu arah pembicaraan Chanyeol.
“ lalu maumu apa?” tanyaku
“ pilih aku, Sehun atau Kyungsoo?”
Aku mengacak rambutku, bagaimana bisa dia membuat pilihan
seperti itu, apa dia tidak bisa
membedakannya? Dia kekasihku, Sehun sepupuku,
dan Kyungsoo sahabatku. Apa salahnya sepupu dan
sahabatku memelukku. Kalau soal
ciumaman di pipi, pria jangkung ini sungguh berlebihan, pasalnya Sehun
dan
Kyungsoo hanya mencium pipiku saat aku berulang tahun dan itupun hanya sekali.
“ mereka bukan sesuatu hal yang bisa aku pilih Yeol”
“ bisa Yoon, pilih aku maka jauhi mereka. Pilih mereka jauhi
aku”
“ intinya?” tanyaku
“ aku ingin putus darimu” jawab Chanyeol
Aku terdiam, rasanya aneh saat mendengar Chanyeol
mengucapkan kata itu. lalu apa yang terjadi dengan
dada ini? Kenapa rasanya
seperti sakit sekali. Aku menatap mata Chanyeol, berharap ia hanya bercanda
dan
yang ia lonarkan hanya untuk mengerjaiku, namun matanya menunjukkan keseriusan.
Tidak ada wajah
Chanyeo, seperti biasa.
“ kau serius?”
“ ehmm...jika kau tidak bisa jauh dari mereka. Maka
menjauhlah dariku”
“ itu terdengar sangat kejam”
“ kau lebih kejam Young, membiarkan aku selama 4 tahun ini
pengertian padamu. Dengan sikap cuekmu
yang membiarkan Sehun dan Kyungsoo
seperti lalat yang mengerubungimu”
Aku mulai kesal dengan ucapan Chanyeol. Apa tadi dia bilang?
Kyungsoo dan Sehun lalat? Lalu aku apa?
Sampah???
“ Park Chanyeol, dengarkan aku baik-baik. Sehun adalah
sepupuku, melakukan sebuah pelukan atau
berpegangan tangan menurutku hal yang
wajar. Dan kami pun tidak sering melakukannya. Dan Kyungsoo,
ayolah. Dia sudah
memiliki tunangan”
“ aku tidak peduli, even lelaki itu sudah memilki istri,
melakukan skin ship dengan wanita lain itu namanya
cheating”
Aku mendecih, sepertinya ada sesuatu benda tumpul yang
menghantam kepala Chanyeol, sehingga
kekasihnya itu berubah menjadi sosok yang
menyebalkan. Aku berusaha sangaaat tenang untuk
menghadapinya, aku pikir, Chanyeol
butuh waktu untuk memikirkannya kembali. Ayolah 4 tahun kami
bersama, cincin
pertungan sudah melingkar indah di jari manisku, orang tua aku dan Chanyeol
sudah seperti
keluarga. Dan dia dengan seenak jidatnya mengatakan ingin putus.
“ kau tinggal memilih Yoon Minyoung”
“ sudah ku katakan mereka bukan pilihan. Kau satu-satunya
pilihanku Park Chanyeol”
“ kalau begitu, jangan temui mereka”
“ bagaimana bisa?”
“ bisa kalau kau ingin. Karena orang biasa karena biasa. Kau
harus membiasakan dirimu”
“ tidak mau”
“ kalau begitu kita putus. Selamat tinggal Yoon Minyoung”
Chanyeol berdiri dari kursi cafe, memakai mantelnya dan berlalu
pergi, dan aku hanya bisa menatap
kepergiannya dengan hati hampa, perasaan
kalut dan pipi yang mulai basah karena air mata.
“ kenapa???”
~*~*~*~*~*~*~
Katakan ini 1 April, agar apa yang terjadi pada diriku dan
Chanyeol kemarin malam hanyalah sebuah jokes
yang Chanyeol lakukan untuk april
mop. Tapi nyatanya bulan ini bukan April, melainkan sudah November.
Dari tadi
malam, Sehun sangat khwatir dengan keadaaku saat pulang, muka pucat dengan
bibir biru jangan
lupakan mata yang bengkak karena menangis.
Sehun menanyakan keadaan diriku semalam, namun aku menepis
tangannya lalu berjalan cepat ke dalam
kamar, aku lelah dan tertidur sampai pagi.
Aku mengecek ponsel, tidak ada tanda-tanda keberadaan
Chanyeol disana, biasanya pria itu akan selalu
menyapa paginya.
“ dasar pria menyebalkan, bagaimana bisa membuatku memilih
antara dirinya, Kyungsoo dan juga Sehun”
Pagi itu aku berangkat ke kampus dengan tidak bersemangat,
apakah Chanyeol benar-benar kecewa
dengan sikapku selama ini? Bukankah dia juga
sama dekatnya dengan Yoora kakaknya, Joo sepupunya dan
juga yang paling sering
membuat aku cemburu adalah Teana, teman Chanyeol satu tahun ini yang selalu
mengekori Chanyeol kemana saja pria itu pergi, karena Teana adalah warga
Amerika yang studi banding ke
kampus mereka, dan karena Chanyeol sebagai ketua
pengurusan untuk mahasiswa studi Banding, sehingga
wanita blonde itu menempel
terus pada Chanyeol.
Sudah semingu aku seperti ini, bangun dengan malas, tidak
bersemangat dan tidak fokus. Aku menghindari
Sehun dan Kyungsoo, akupun
menghindari Chanyeol. Rasanya aneh sekali harus kehilangan tiga orang yang
selalu ada untukmu.
Mataku melihat sosok tinggi itu dari kejauhan masih dengan
perangkonya Teana di sebelahnya, mereka
terlihat sangat akrab. Teana tengah
memperlihatkan buku dan Chanyeol seperti sedang menerangkan sesuatu
dari buku
tersebut, lalu keduanya tertawa dan
DEG
Aku tidak salah lihat kan?
Chanyeol mengelus rambut wanita blonde itu.
Ehmm apa ini perasaan yang selama ini Chanyeol rasakan jika
aku berdekatan dengan Sehun atau
Kyungsoo? Ini yang ia rasakan jika aku
melakukan skinship dengan mereka.
Rasanya sakit
Tapi apakah ia aku harus menjauhi Sehun dan Kyungsoo??
Mereka yang bisa aku andalakan saat yang lain
termasuk Chanyeol tidak bisa
kuandalkan. Atau ada baiknya aku membatasi diri??? Atau ini hanyalah alasan
Chanyeol agar bisa bebas dengan Teana???
Ishhh apa yang kupikirkan sih?
DUG
Dahiku terantuk sesuatu, aku membuka mata pelan-pelan,
sangat malu jika aku menubruk sebuah pohon dan
teman kampus lain menatapku
dengan tatapan menertawakan, namun yang ada aku tidak melihat siapa-siapa
kecuali sesosok orang yang ku tabrak punggungnya.
Sosok itu berbalik, lalu menampilkan senyum sempurna
“ maaf” ucapku sambil membungkukkan badan
“ it’s ok” jawabnya dengan aksen bahasa inggris yang kental
“ hey can you show me how to comparative study office?”
tanyanya
Aku melirik Chanyeol yang masih asyik bercengkarama dengan
Teana, aku lalu menunjuk Chanyeol dengan
telunjukku
“ just ask him, a tall person with the blonde girl beside
him, because he is president of comparative study”
jawabku
Pria bule itu menunjukkan ibu jarinya, dan lagi-lagi
tersenyum lalu pergi berjalan menuju Chanyeol, aku
membuang muka, tidak mau
melihat adegan picisan yang Chanyeol dan Teana umbar. Aku memutuskan
tidak
masuk kelas pagi ini, padahal Dosen Lee jelas-jelas tengah memberikan pelajaran
yang paling tidak
aku sukai yaitu statistik. Tapi tak apalah, moodku sedang
jelek, daripada memaksakan diri dengan
angka-angka menyebalkan itu, lebih baik
aku ke atap gedung A kampus yang jarang di kunjungi mahasiswa
lain, kecuali aku
dan Chanyeol, karena tempat ini memang hanya aku dan Chanyeol yang memilki
akses.
Karena Chanyeol adalah ketua dari kelompok study banding dan aku sebagai
ketua eksekutif mahasiswa
semua jurusan di kampus.
Aku menghirup udara dari atas gedung ini, rasanya agak lega
setelah perlahan-lahan aku
menghembuskannya. Aku merasakan getaran dari
ponselku, sebuah pesan chat masuk, mataku hampir
mencuat keluar kala melihat
siapa yang mengirimiku chat.
“ kau dimana? Kau di cari ketua eksekutif dari jurusan Seni”
Begitulah isi chat dari Chanyeol
Aku pikir, dia mengirimiku chat mengenai nasib hubungan
kami, namun ia menanyakan urusan
kemahasiswaaan. Aku menjatuhkan diriku di
sebuah sofa yang sengaja aku dan Chanyeol letakkan disana,
sofa bekas di
ruangan eksekutif mahasiswa.
“ apa benar ini akhir dari hubungan kita yeol?” ucapku bermonolog sendiri
Ponselku kembali bergetar kali ini bukan chat melainkan
sebuah telfon. Masih dengan orang yang sama,
nama Chanyeol terlihat di layar
ponsel, dengan malas aku menggeser layar ponsel untuk menerima
panggilannya
“ kau dimana?” tanyanya
“ di gedung A” jawabku
“ apa yang kau lakukan?” tanyanya lagi
Apa dia mengkhawatirkan aku??? Kenapa tanya-tanya terus dari
tadi
“ entah, hanya ingin” jawabku kembali
Dia terdengar mendesah
“ tunggu disana”
“ tidak perlu!” cegahku
“ aku yang akan menemui ketua eksekutif juruusan seni”
lanjutku lagi, aku sedang tidak ingin bertemu dengan
pria jangkung itu
“ kau menghindariku?” tanyanya pelan
Aku meneguk ludah, ia aku ingin menghindarinya. Rasanya
kesal sekali melihat wajahnya. Aku masih
bertahan dengan egoku bahwa pria
bermarga Park itu yang egois, walaupun akupun juga sama egoisnya
dengan dirinya
“ kau yang meminta kan?” aku mencoba untuk menantangnya
“ kau lebih memilih mereka dibanding aku?” ia sepertinya
terpancing emosi, dapat ku dengar suaranya agak
meninggi
Aku menghela nafas “ sudah ku bilang, mereka bukan pilihan.
Aku tetap akan memilihmu sebagai orang yang
aku cintai, dan mereka.....mereka
sahabat dan sepupuku. Maaf jika hubungan kami membuatmu tidak
nyaman selama
ini, aku benar-benar tidak sadar perasaanmu, maaf”
Chanyeol terdiam, aku mendengar dia memutus sambungan
telfonnya, aku melempar ponsel ke sofa. Aku
tidak ingin menangis karena hal
ini, sungguh sangat kekanakkan, bukankah hal ini tidak seharusnya terjadi?
Hanya karena ego, kenapa semuanya menjadi seperti ini, kalau saja Chanyeol
tidak terlalu mengurusi
mengenai dekatnya diriku dengan Kyungsoo dan Sehun,
atau kalau saja aku mengalah dengan membatasi
diri. Pasti semuanya tidak akan
seperti ini. Tapi pria itu hanya mempunyai pilihan 2, dirinya atau mereka.
Pipi ini tidak terasa basah oleh air mata, dada ini rasanya
sangat sakit. Aku terduduk di lantai, menyandarkan
punggung ke kaki sofa, lalu
terisak pelan.
“ aku sungguh benci seperti ini”
“ apa ia tidak mengerti bahwa aku mencintainya?”
“ apa dia tidak bisa membedakkan rasa sayangku kepada
dirinya berbeda dengan Sehun dan juga
Kyungsoo?”
Hiks
Hiks
hiks
Hiks
Aku menenggelamkan kepalaku di lipatan tangan diatas lutut
yang ku tekuk. Kenapa rasanya sangat sakit.
Aku tidak tahu, kalau kehilangan
Chanyeol membawa efek yang sebegitu besar bagiku.
“ aku merindukanmu Chanyeol bodoh, hikz.....”
“ kalau kau merindukanku, kenapa menghindar dariku?”
Aku cukup terkejut, suara itu. suara yang amat ku rindukan,
aku mencoba menghentikan tangisanku,
sebelum mendongak untuk memastikan aku
tidak berimajinasi, aku menghapus bekas airmata dipipi ini. Dan
ternyata aku
tidak berimajinasi, sosok jangkung itu berdiri di depanku, kemudian dia
berjongkok, tangannya
yang panjang mengusap pipiku.
“ jangan menangis” ucapnya
Aku hanya bisa terdiam, menatap wajahnya yang tidak berubah
sama sekali, malah terlihat sangat tampan
dengan jarak sedekat ini.
“ aku dengar kau juga menghindari Kyungsoo dan Sehun?”
tanyanya
“ ehmm, karena aku bingung. Aku tidak bisa memilih diantara
kalian. Jadi aku putuskan untuk menghindari
kalian bertiga saja. Tapi ternyata
aku sangat tersiksa”
“ gadis bodoh” Chanyeol menarik tubuhku, membuat wajahku
jatuh ke dada bidangnya, astaga padahal baru
seminggu, tapi sungguh, aku sangat
sangat sangat merindukan aroma tubuh ini. Aku rindu pelukan Chanyeol.
“ maafkan aku, aku sadar aku terlalu egois”
“ tidak, aku juga egois. Aku baru sadar perasaanmu ketika
melihatku dekat dengan Sehun atau Kyungsoo,
setelah melihat kau terlalu dekat
dengan Teana”
“ ah Teana......ehmmm itu juga aku minta maaf. Gara-gara dia
juga aku sadar telah mengabaikanmu”
Aku mendongak, menatap wajah Chanyeol
“ jadi???” tanyaku, aku menanyakan seperti itu, agar aku
jelas. Apakah hubungan kami berlanjut atau tidak
“ jadi apa?” tanyanya heran
Aku menepuk dadanya kesal
“ ihhhh, apa kita jadian lagi?” tanyaku lebih jelas dan
terang-terangan
Ia tertawa
“ kau akan selalu jadi kekasihku Yoon Minyoung, aku hanya
berpesan padamu jangan terlalu menerima
banyak skinship dengan Sehun atau
Kyungsoo”
“ baiklah, apa aku juga bisa memintamu melakukan itu pada
Teana? Aku lihat tadi kau mengacak rambutnya
dengan sayang” aku mencebikkan
mulutku
“ kau cemburu?”
“ ehmmm”
Chanyeol mengeratkan pelukanya
“ baiklah” jawabnya
Kami berdua hening
“ terimakasih” ucap aku dan Chanyeol bersamaan, kami saling
memandang lalu tertawa. Apakah ini takdir?
Chanyeol mendekatkan wajahnya lalu mengecup keningku lama,
mataku terpejam menikmati ciuman
Chanyeol, rasa hangat menjalar ke seleruh
tubuhku.
“ aku mencintaimu Yoon”
“ aku juga”
END
seperti biasa, Endingnya pasti maksa, ketemu lagi di imajinasi-imajinasi saya berikutnya
XOXO
Mika Bellamy
0 komentar:
Posting Komentar