10 minutes before break, tiba-tiba ada ide nulis beginian. yang namanya ide harus segera dituangkan, kalau engga yang ada cuma jadi endapan belaka.
so trigger nulis ini berawal dari si Oppa.
oppa lagi oppa lagi, hahahaha akhir-akhir ini, dia selalu jadi inspirasi buat gue dalam hal menulis.
Oppa itu sering melontarkan pertanyaan ke gue
"WHATS ON YOUR MIND?"
yang actually kalo ditanyain ini, pikiran pertama gue adalah facebook (Dapuq banget kan pikiran gue)
dan gue kadang suka bingung deh kalau ditanyain oppa pertanyaan ini
“whats on your mind?”
yang sering gue lakuin kadang cuma diem, dan bingung mau jawab pertanyaan itu dengan jawaban apa.
mungkin ini dipengaruhi sama sifat atau kepribadian gue kali ya.
so trigger nulis ini berawal dari si Oppa.
oppa lagi oppa lagi, hahahaha akhir-akhir ini, dia selalu jadi inspirasi buat gue dalam hal menulis.
Oppa itu sering melontarkan pertanyaan ke gue
"WHATS ON YOUR MIND?"
yang actually kalo ditanyain ini, pikiran pertama gue adalah facebook (Dapuq banget kan pikiran gue)
dan gue kadang suka bingung deh kalau ditanyain oppa pertanyaan ini
“whats on your mind?”
yang sering gue lakuin kadang cuma diem, dan bingung mau jawab pertanyaan itu dengan jawaban apa.
mungkin ini dipengaruhi sama sifat atau kepribadian gue kali ya.
Seriusan seorang Ika Kartika itu unpredictable, kadang
orangnya pendieeem banget, kadang bisa ngeluapin apa yang dia pengen atau
rasain pada satu waktu. Kalau ditanya introvert atau ekstrovert gue selalu
jawab ambivert, alasannya?? ya itu
perilaku gue akan tergantung dengan lingkungan, suasana hati, dan orang-orang
di sekeliling.
Bisa jadi introvert kalau gue kurang nyaman dengan
lingkungan atau obrolan yang gue ga paham, bisa jadi ekstra ektrovert kalau
udah ngomongin hal yang gue suka dengan orang yang menyukai hal yang sama (you
know what I mean, contoh ngobrol kpop atau mv reaction).
Apa yang terjadi dalam pikiran gue itu fluktuatif, kalau di
ibaratkan mainan, itu kaya roller coaster, ada dimana pikiran gue bisa high banget
tentang sesuatu tapi bisa aja tiba-tiba gue kaya ga punya pikiran, ngeblank
sebego-begonya.
Lagi-lagi self reminder
Karena gue tahu gue orangnya kaya gitu, gue jadi belajar
bagaimana menempatkan diri di lingkungan, hal ini yang benar-benar gue tanamin
di kuliahan, belajar Psikologi juga ngebuat gue mengenal diri gue, ngeberesin
yang ga bener di dalam diri gue, dan belajar untuk jadi pendengar yang baik.
Tapi efeknya gue jadi keliatan dingin,
Karena gue akan jadi lebih banyak observer dan mendengarkan,
ngomong seadanya dang a suka ikutan rumpi hal-hal yang ga jelas.
Hidup kan ya?
Selalu ada aja positif negatifnya, ga semua perjalanan hidup
itu lancar kaya jalan tol Cipali (kalau
bukan di hari raya lebaran), pasti ada macet-macetnya, pasti ada aja yang buat
ga enak. Balik lagi gimana cara kita ngejalanin, nikmatin dan mensyukuri.
Sekarang gue lagi banyak belajar untuk bagaimana bisa
berinteraksi dengan pasangan supaya tetap merasa nyaman, jujur kadang gue mikir
ketika gue dilontarkan pertanyaan “whats on your mind? ” sama oppa, dan gue
cuma diam ga bisa jawab apa-apa. Rasa hati kok ga enak ya. Terus kadang ngerasa
juga obrolan gue ngebosenin ga sih buat oppa? Gue nyebelin ga sih? Cara gue
ngomong nyakitin dia ga sih? Dan blab la bla
Apalagi setelah baca buku John Powell yang judulnya “Why I Am Afraid to Tell You What I Am”(Mengapa Saya
Takut Mengatakan Kepada Anda Tentang Diri Saya). Makin jadi ke parno-an gue.
gue emang bukan tipikal orang yang bisa certain tentang diri gue secara gamblang
kecuali jika ditanya, kadang ditanyapun gue harus pilah-pilah mana yang harus
gue jawab atau mana yang gue jawab secara diplomatis. Makin jadi donk kesan
komunikasinya kurang nyaman. Atau kadang gue jadi mikir-mikir untuk bicara apa
karena takut dikomentarin. Makin makin ga nyaman deh perasaan ini.
So bagaimana cara gue dalam menghadapi pertanyaan si oppa,
ketika dia menanyakan “whats on my mind?”
Saat ini gue belajar untuk open, tapi ga semua tentang hidup
gue. mungkin ketika dia nanya, gue bisa jawab “I’m fine oppa, tapi hari ini tuh
gini gini gini” intinya mungkin gue sharing apa yang gue lakuin hari ini,
sepertinya membosankan, hanya saja hal ini penting (mungkin) agar pasangan kita
tahu apa sih yang terjadi sehari-sehari sama kita.
Atau mungkin ketika dia Tanya lagi “whats on my mind?”
mungkin gue bisa jawab “aku lagi kepikiran temen-temen aku oppa, si A lagi
begini…begini…si B lagi begitu begitu, si C begini begitu” mungkin dengan gue
nyeritain temen-temen gue, pasangan jadi tahu tentang temen-temen gue, lebih
kenal lagi sama lingkungan pergaulan gue, sehingga ketika gue sama pasangan gue
hangout, mungkin bisa bareng temen-temen gue juga
Yang terakhir ketika si oppa nanya “whats on my mind?”mungkin
bisa gue jawab “I’m think about us” and then maybe kita bisa sharing apa yang
ada dalam pikiran gue sama dia, bukan dalam pikiran gue aja. Gue bisa Tanya balik
lagi ke dia, atau nanya ke dia tentang KITA, yah KITA.
Ehmmm penting ga sih saya nulis curhatan seperti ini?
gue rasa penting ga penting sih
- Bagi yang mengalami problem yang sama dengan pasangannya dalam berkomunikasi, mungkin jadi terinspirasi setelah membaca tulisan ini
- Jadi self reminder diri sendiri atau motivasi diri sendiri
- Ngasih tau kalau buku John Powell itu lumayan bisa jadi referensi ok, supaya tahu bagaimana kita berinteraksi dengan pasangan kita (hehehe)
And then ga pentingnya, orang jadi tahu gue gimana orangnya,
orang jadi penasaran siapa sih oppa, atau komentar negative lainnya. Well seperti
yang gue bilang diatas. Hidup itu ada sisi negative sama positifnya.
Mau kita orang baikpun pastiii ada aja komentar negative-nya,
boleh lah ambil positifnya aja tapiii negatifnya disaring juga, siapa tau jadi bekal pembenahan diri.
baiklah, ini sudah jam 12. dan gue lapar. saatnya lunch, see you in the next cuap-cuap ya
XOXO
Mika Bellamy
0 komentar:
Posting Komentar