sudah hampir seminggu ini timeline LinkedIn Saya dipenuhi oleh status praktisi HR terkait blacklist, ada yang pro dan ada yang kontra.
well hidup itu ga bias lepas dengan 2 hal itu kan.
tapi ayolah jangan jadikan perbedaan jadi ajang unjuk kekuatan siapa yang benar, coba saling mendengarkan, tukar pendapat, saling ngerti aja pendapat masing-masing.
jangan si A state begini, si B harus ngikutin state A atau sebaliknya.
itu otoriter sekali guys, ayolah ga ada semua orang di dunia ini yang sama. dan jangan mau disamakan. negeri kita Bhineka Tunggal Ika
Back to theme, Blacklist. Jujur sebagai recruiter hal ini pernah saya lakukan, namun daftar blacklist yang saya buat bukan untuk saya sebar ke sesame teman HR lain, ini saya simpan supaya saya ingat (maklum saya ini jenis manusia yang lupanya suka kebangetan) sehingga ketika saya melakukan poses rekrut untuk kandidat yang memang di kategorikan blacklist tidak saya proses kembali.
Nah criteria apa sih yang sering saya gunakan untuk mencap
kandidat atau pelamar sebagai blacklist
- Kalau saya lihat dari cerita teman-teman Linkediners, mereka sudah memblacklist calon kandidat yang tidak datang dalam interview, kalau saya berbeda. Mungkin saya adalah recruiter yang punya banyak waktu, untuk menanyakan kembali alasan kenapa kandidat tidak datang. Allah selalu memberikan kesempatan kedua, masa kita sebagai ciptaannya tidak. Saya baru akan memblacklist kandidat jika sudah diberi kesempatan datang 3 kali, di kali ketiga mereka tidak datang walaupun dengan alasan yang macam-macam dan bisa diterima akal, tapi saya tidak akan memanggil kandidat ini lagi di kemudian hari
- Saat interview, kita bisa lihat attitude kandidat dari cara mereka berpakaian, komunikasi, serta menjawab pertanyaan. Biasanya sebelum saya menilai secara penampilan saya selalu lihat cara kandidat menyapa atau pertama kali masuk ke ruangan. Dan saya terkadang juga suka blak-blakan bertanya jika kandidat terdengar malas-malasan menjawab pertanyaan yang diajukan. Jika dari awal sudah tidak bersedia dip roses, maka lebih baik mundur. Nah kalau dari cara berpakaian, cara menjawab dan komunikasi mereka memng tidak menunjukan ke kebaikan, saya biasanya akan blacklist kandidat ini, kalau hanya minus penampilan, saya masih akan teruskan, tapi tidak jika sudah mengenai attitude.Pernah donk ada pengalaman kandidat dengan senyum sumringahnya masuk ruangan interview, duduk sebelum dipersilahkan, and then meletakkan tas-nya di atas meja interview, menaikkan sebelah kakinya ke kaki lain, bersikap sok friendly, tanpa menanyakan boleh saya duduk miss? atau menjabat tangan saya sebelum duduk, padahal jelas-jelas saya sudah berdiri menyambut kedatangannya. User yang menemani saya interview saja, setelah melakukan interview dengan kandidat, menanyakan “dari mana ka dapet kandidat?”saya jawab “vendor Pak”, “ga lo screen dulu?” gue jawab donk, bukan denial “udeeeh tapi gue interview kan by phone, ga keliatan kalau gayanya kaya begitu”
- Ini yang paling sering saya blacklist, criteria ini memang terkesan sinis atau terlihat kejam, hanya saja ini sering terjadi (meanwhile, saya juga ga akan nyebar list karyawan yang saya blacklist ke HR lain, ini hanya untuk saya keep sendiri). So banyak kandidat atau pelamar yang kurang ingat dia pernah melamar. (duuh saya gemes sama yang ini), mereka ada yang beralasan banyak sebar lamaran, mencoba peruntungan dll, tapi bukankah akan lebih baik, setiap ingin mengajukan lamaran, di catat pernah melamar dimana. Agar jika ada panggilan kita siap dengan panggilan interviewnya.Saya pernah ada pengalaman menghubungi kandidatSaya : Hallo, selamat pagiKandidat : Pagi mba, ini dengan siapa ya?Saya : perkenalkan saya Mika dari perusahaan Merah Kuning (maaf nama saya sensor), saya menerima surat lamaran anda via email untuk posisi iniKandidat : dari mana?Saya : perusahaan merah kuningKandidat : merah kuning? Emang saya pernah melamar kesana ya?Saya : saya terima emailnya pada tanggal seginiKandidat : maaf mba saya tidak merasa melamarSaya : ok baik, terimakasih. Mohon maaf menganggu waktunyaSelesai dengan hati yang disabar=sabarin.Eh ga beberapa lama si kandidat yang barusan saya telpon, masukin lagi lamaran dengan format yang sama dengan sebelumnya. Tanpa ucapan atau kalimat apapun. Just kirim CV dan dokumen lainnya.Kindly guess, what did I say at that time?I just said “you just realize miss one of your opportunity to get a job”Terkadang kandidat suka seenaknya sendiri saat dihadapkan oleh suatu panggilan interview, namun kandidat macam diatas menurut saya agak bikin keki. Harusnya mbok yo diterima dulu panggilan telponnya, dari sana kan bisa Tanya jawab. Tidak langsung bilang “saya ga pernah ngelamar”. Sepertinya kandidat ini agak pelupa. Dan disaat dia sadar, tidak ada basa-basi kalau dia lupa, dan bagimana, lalu mengirimkan lamarannya kembali sampai berkali-kali (masih dengan format yang sama) sampai akhirnya email saya ngebaca email ybs sebagai spam.Tidak hanya spam di email, nama kandidat inipun menjadi blacklist di daftar saya.
Oke let’s finish tulisan blacklist ini dengan menyanyikan
CLAP dari Seventeen
gwaenchana gwaenchana ireon ildeul manchana
kkoil daero kkoin ildeul
jumeoni Earphoneinjul
kkoil daero kkoin ildeul
jumeoni Earphoneinjul
It’s alright alright
There are lots of things like this
The things like twisted earphones in my pocket
There are lots of things like this
The things like twisted earphones in my pocket
Xoxo
Mika Bellamy
0 komentar:
Posting Komentar