Seventeen Dont Wanna Cry Series//Jeon Wonwoo-Yoon Minyoung//Ulgo Shipji Anha

0 komentar

ini adalah series terakhir dari Don't Wanna Cry Series, aku bawa main cast lagi-lagi Jeon Wonwoo, kalian tahu kan, dia biasku di Seventeen, bias no 1 keduanya Kiming. hehehe
aku tahu ini agak cheesy, jadi please yang ga suka sama hal-hal yang berbau modus, kerdus dll. ya ga usah di baca dulu drabble ini.






I’m okay (I’m not)
I don’t want to see you (I want)
I have to lie that I don’t like


My heart doesn’t listen to my thinking
Come back, come back, come back
I lost the half of me, how can I live
I don’t wanna cry


Masih mau membohongi dirimu sendiri Jeon wonwoo?


Jeon Wonwoo, pria tampan dengan wajah dingin namun terlihat tampan itu membolak-balikkan berkas di hadapannya, seharusnya dokumen itu ia tandatangani, namun pikirannya kacau hari ini, sehingga ia tidak bisa konsentrasi terhadap pekerjaannya.


Merasa aneh dengan sikap direkturnya, Minghao pria asal China yang menjabat sebagai asisten Wonwoo dan notabene masih saudara jauh dengan Wonwoo, menghampiri bossnya itu.


“Minyoung?” tembak Minghao, karena ia tahu satu-satunya hal yang bisa membuat Wonwoo kacau adalah gadis bernama Minyoung


“jangan sebut namanya”


“ok, tapi jika kau memang tidak fokus. Bukankah lebih baik mengistirahatkan dirimu?”


“aku tidak bisa Minghao-ya……gadis itu mencuri semua pikiranku”


“ada apa lagi sekarang?”


Satu hal yang perlu kalian tahu, Wonwoo amat mencintai gadis bernama Minyoung, begitu juga sebaliknya, namun kadang Wonwoo belum tahu cara menyikapi sifat perempuan terlebih Minyoung yang notabene adalah istrinya. Walaupun awalnya hubungan mereka tak lebih dari sepasang adam hawa yang dijodohkan, namun keduanya berkomitmen untuk saling mencintai. Dan 3 tahun bersama mereka baik-baik saja, walaupun bisa dibilang baik-baik saja sebagai pasangan kekasih, karena keduanya belum pernah melakukan hubungan suami istri. Karena sifat Wonwoo yang dingin, kurang peka dan tidak perhatian, kadang membuat Minyoung merasa hanya dialah sendiri yang mencintai Wonwoo.


Wonwoo mendesah, ia menatap cincin di tangannya, cincin pernikahannya dengan Minyoung.


“dia pergi Hao-ya, ia kembali ke rumah orang tuanya”


Mata Minghao membulat, hal apa yang membuat gadis kembali kerumah orang tuanya. Pasti masalah besar


“kau ribut lagi?”


Wonwoo menggeleng


“lalu”Tanya Minghao penasaran


“dia hanya berkunjung” jawab Wonwoo


Minghao ingin rasanya menghempaskan berkas dan dokumen yang ad adi meja kerja Wonwoo sekarang, ia pikir ada drama suami istri yang menbuat boss-nya bertingkah seperti itu, ternyata Minyoung hanya mengunjungi orang tuanya.


“aku kesepian Hao-ya”


Minghao menggeleng sebal, hanya karena itu bossnya jadi seperti ini. Astaga kekanakan sekali, ingatkan Mingao bahwa usia Wonwoo sekarang sudah 28 tahun, dan harusnya dia bisa membedakan urusan pekerjaan dan juga romansanya.


“ kenapa kau tidak menemaninya? Dan kau bisa cuti, daripada kau disini dan malah uring-uringan”


Wonwoo bangkit dari duduknya, kenapa ia begitu bodoh sampai hal sesimple itu tidak terfikirkan? Kenapa dia harus membiarkan istrinya itu mengunjungi kedua orang tuanya sendiri. Pria bermarga Jeon itu memegang pundak Minghao


“kau yang terbaik”Wonwoo baru saja ingin melangkahkan kakinya untuk pergi dari ruangannya, sebelum bunyi dering telpon menganggunya. Ia mengecek siapa si penelpon, sudut bibirnya tersungging saat mengetahui bahwa prempuan no 1 setelah ibunya menghubunginya.


“kenapa sayang? Merindukanku?”


Dan Minghao tahu siapa yang menelpon Wonwoo itu, sudah pasti Minyoung.


“ehmm tidak, masa baru beberapa jam saja sudah rindu. Aku hanya ingin mengabarimu, serindu apapun kau padaku jangan coba-coba menyusulku ke rumah ok?”


“Yak kenapa? Kau mau selingkuh dibelakangku?”


“selingkuh kepalamu, aku sengaja tidak mau diantar olehmu, karena kau nantinya akan menganggu aku untuk melepas rinduku pada orang tuaku. Ingat tahun lalu, kau bahkan tidak membiarkanku leluasa di rumahku sendiri dan berinteraksi dengan orang tuaku. Itu konyol Jeon Wonwoo. Ku mohon kali ini saja ya……”


“tapi Yoon……”


“aku mohon, hanya 3 hari lusa besok aku pulang, dan aku akan mengabuli semua permintaanmu. Aku janji”


Awalnya Wonwoo ingin menolak, namun Minyoung benar tahun lalu saat keduanya berkunjung ke rumah orang tua Minyoung, Jeon Wonwoo benar-benar posesif terhadap istrinya itu. Dan ia menyesalinya


“baiklah, cepatlah pulang Yoon, aku merindukanmu”


“terimakasih suami……aku mencintaimu. Aku tutup ya”


Wonwoo menghela nafs, ia kembali lagi ke tempat duduknya. Minghao yang memperhatikan bossnya itu dari tadi bingung di buatnya, ekspresi wajah Wonwoo yang senang ketika mendapat telfon langsung mendadak muram setelah menutupnya.


“aku tidak bisa menemui Minyoung dulu Ming, ia butuh waktu dengan orang tuanya”


Minghao mengangguk, insiden tahun lalu antara Wonwoo dan orang tuanya Minyoung jadi trending topic tahun lalu, ayolah bagaimana bisa Wonwoo melarang setiap apapun yang ia lakukan bersama orang tuanya. Awalnya memang orang tua Minyoung senang bahwa Jeon sangat perhatian namun lama-lama jadi sebal juga karena keliahatan posesif, dan gara-gara itu Minyoung sempat adu mulut dengan Jeon yang untungnya berakhir dengan perdamaian.


“yang sabar…..ïstirahatlah, aku akan mengurus kerjaanmu”


“terimakasih Hao-ya…”


@Apartement


Wonwoo melepas sepatunya dan menggantinya dengan sandal, ia membuka kancing kerah kemejanya dan melonggarkan dasinya, biasanya Minyoung menyambutnya dan membantu dia melepaskan dasi dan juga jasnya. Tapi Minyoung ari ini tidak ada begitu juga 2 hari kedepannya, astaga Wonwoo sangat merindukan istrinya.


Pria itu menghempaskan dirinya ke sofa berwarna merah favorit dia dan Minyoung, Ia merogoh saku celananya. Melihat ponselnya dan berharap istrinya itu menghubunginya.


Dan entah bagaimana bisa, apa yang diharapkannya langsung dikabulkan, Minyoung menghubunginya tak hanya panggilan, namun video call. Wonwoo merapihkan rambutnya tak ingin kelihatan jelek di depan istrinya


“Suamiiiii”


Wonwoo dapat melihat jelas wajah cantik istrinya, ia terlihat sedang berada di ranjang, dengan menggunakan piyama tidur tak lupa roll rambut berwarna pink di kedua sisi kanan dan kiri kepalanya. Sungguh menggemaskan. Ia menarik sudut bibirnya menjadi senyuman, Minyoung seperti vitamin baginya, rasa penat dan rindu rasanya hilang setelah melihat istrinya itu walau hanya dalam video call.


“kenapa diam suami? Ada masalah kantor?”


Wonwoo menggeleng “tidak”


“merindukanku ya?????” goda Minyoung, lihatlah betapa lucu ekspresinya saat ini


Kalau saja Minyoung ada disampingnya sudah dapat dipastikan tubuh kurusnya saat ini sudah dipeluk oleh Wonwoo.pria itu menahan mulutnya agar tidak berteriak bahwa ia sangat merindukan Minyoung, Wonwoo itu kan Tsundere, jadi dia mencoba berekspresi datar


“tidak”jawab Wonwoo


“cih Tsunderemu mulai lagi, jangan bohong deh. Tadi aku dapat pesan dari Minghao kalau di kantor kamu stress berat karena kangen sama aku”


Minghao….geram Wonwoo, lihat saja besok dasar bocah China.


Wonwoo melihat layar ponselnya, memperlihatkan Minyoung yang tengah menahan tawanya.


“aku juga merindukanmu suami…….istirahat ya, jangan kepikiran aku terus, nanti kerjaan kamu numpuk, kalau kerjaan kamu numpuk terus pas aku kembali, aku malah dianggurin karena kamu sibuk sama kerjaan kamu”


“ya…ya…ya….cerewet sekali sih”


“cerewet gini juga kan istrimu. Sudah ya Suami, besok aku hubungi lagi, kamu istirahat ya. Pai…….”


Minyoung sudah melambaikan tangannya di layar ponsel, Wonwoo meneguk ludahnya


“wait Yoon, cepat kembali ya……aku merindukanmu. Rasanya sesak sekali saat kamu pergi jauh, rasanya ada yang hilang”


“duuuuh kamu itu Tsundere paling menggemaskan deh Jeon Wonwoo, dari tadi aja sih bilang kangen”


“ku tutup nih” Wonwoo merasa malu setengah mati


“aku bercanda suami, sudah ya….kamu istirahat”


“kamu juga, kiss dulu”


Minyoung mendekatkan wajahnya ke layar ponsel sambil memajukan bibirnya dan mengucapkan kata “mmuachhh”


“sudah puas?”Tanya Minyoung, Wonwoo mengangguk lalu tangannya melambai di layar ponsel.


Setelah layar ponselnya kembali gelap, Wonwoo tersenyum, ia benar-benar berharap Minyoung cepat kembali, karena jika tidak maka ia akan menangis seperti bayi.


_Kkeuuut_


(060617)


Apaan sih, ini gaje banget. Akibat nonton Critical Eleven kebawa baper sama sebutan Anya ke Ale pake kata suami, itu tuh lucuuuu banget. Makanya disini, aku manggil Wonwoo dengan sebutan suami juga.


See you in next FF ya…..


Seventeen Dont Wanna Cry Series//Kim Mingyu-Yoon Minyoung//Unfamiliar

0 komentar

maafkan Noona ya Jeon, Noona lagi in Love banget sama pasanganmu Kim Mingyu, jadi Noona buat FF di series ini dengan dia lagi.
sumpah ini introduce paling ga penting.
just forget it and let me present to you another DWC series with Kim Mingyu.


enjoy








Familliar street, but this street is unfamiliar
I’m asking myself again if it’s the right street that I knew
Maybe isn’t he looking for me?
I’m looking for you now


BRUKKKK


Seorang wanita menjatuhkan buku yang di bawanya akibat ia bertubrukan dengan pria tinggi.


“maafkan aku”ucap wanita itu


Mingyu mengangguk tanda ia menerima permintaan maaf wanita tersebut, saat kepalanya ia tegakkan, ia melihat senyum wanita itu.


“permisi”ucap wanita itu setelah menerima buku yang terjatuh tadi dari tangan Mingyu


Selepas wanita itu pergi, Mingyu kembali mengingat wajah wanita yang baru saja tabrakan dengannya, ia merasa cukup familiar dengan wajah tersebut, namun wanita itu siapa, pernah bertemu dimana Mingyu tidak mengingatnya.


Mingyu memegangi kepalanya yang berdenyut, sakit dan sekelebat bayangan samar terlintas, namun Mingyu belum jelas apa yang terlihat di bayangan tersebut. Lelaki dengan tinggi rata-rata itu baru saja keluar dari kantornya, namun baru saja ia ingin berjalan menuju parkiran mobil, kepalanya di serang rasa pening, berdenyut dan bayangan samar. Ini bukan kali pertama, namun semenjak dia keluar dari rumah sakit bulan lalu, ia sering mengalami hal ini.


“Mingyu……”


Mingyu menoleh ke sumber suara, memperlihatkan pria yang lebih pendek dengan rambut blonde-nya


“Jeonghan hyung…..”


“hey kau baik-baik saja”Tanya Jeonghan khawatir saat Mingyu masih memegangi kepalanya, lelaki  itu agak berlari menghampiri Mingyu


“entahlah Hyung, akhir-akhir ini kepalaku sering pening dan berdenyut, lalu selalu ada bayangan samar”


“ayo ku antar pulang”


“tapi mobilmu”


“tidak usah menkhawatirkan mobilku, aku lebih mengkhawatirkanmu”


Di Apartemen


“tidak apa ku tinggal sendiri?”Tanya Jeonghan, ia masih tampak khawatir dengan keadaan Mingyu, walau Mingyu bukan saudaranya, namun berkat Mingyu, Jeonghan sekarang bisa bengkit dari keterpurukannya setelah gagal berbisnis dan kembali bekerja sebagai consultant. Ia berhutang budi pada Mingyu


“aku baik-baik saja hyung, hanya perlu istirahat”


“baiklah, kalau ada apa-apa. Hubungi aku ya……”


“iya hyung”


Di luar apartemen Mingyu, Jeonghan ingin saja memarahi wanita yang wajahnya tampak khawatir, bahkan di matanya sudah berkaca-kaca, kalau saja wanita itu tidak berekspresi seperti saat ini, sudah dapat dipastikan Jeonghan akan memarahinya


“ia tidak kenapa-napa kan Oppa?”


“sudah ku bilang, Mingyu itu butuh waktu untuk pemulihan, jangan temui dia terlebih dahulu Young”


“tapi aku istrinya, oppa. Sampai kapan aku harus menyembunyikan diri darinya? Harusnya ketika suaminya amnesia, maka istrinya yang akan membantu mengingatkannya kembali”


“tapi kau ingat kata dokter, Mingyu mengalami amnesia yang langka. Semakin dia mengetahui masa lalunya, semakin ia akan merasakan sakit pada kepalanya, saraf di otaknya bermasalah Young”


Wanita yang dipanggil Yoon itu menangis sejadi-jadinya, ia sedih, kesal, marah. Kenapa semua ini terjadi padanya. Kenapa Mingyu seakan ingin melupakannya.


“ku mohon berhentilah Young”


Wanita itu mengusap air matanya


“aku akan pergi Oppa, aku akan merelakannya”


“kau yakin?”


“bukankah percuma? Aku masa lalunya oppa, dan Mingyu akan sakit jika ia ingat masa lalunya. Hiks hiks….”


Mingyu mengambil gelas kaca dari laci dapurnya, lalu membuka kulkas untuk menuangkan air mineral ke gelas, saat ia akan meminumnya, sekelebat bayangan wanita yang tadi ia tabrak menghantuinya, tidak hanya itu, wanita itu tersenyum, tertawa, bahkan menangis tiba-tiba saja memenuhi otaknya. Ia kembali did era rasa pening


“astaga siapa sebenarnya wanita itu?”


Ia mengambil sebuah obat berwarna biru lalu meminumnya, itu adalah obat tidur yang selalu Mingyu gunakan jika ia ingin tidur walaupun dalam kondsi tidak mengantuk.


Keesokan harinya


Untung hari ini libur, sehingga Mingyu tidak harus berangkat ke kantor, peningnya sudah hilang namun  sekelebat bayangan samar masih terus saja menghantui dirinya. Ia membuka kulkas untuk melihat apa yang bisa ia masak untuk sarapannya, namun ia lupa, ini sudah akhir bulan, dan kulkasnya sudah kosong, hanya tersisa apel, susu, dan roti. Mau tidak mau untuk mengganjal perutnya yang lapar, ia memakan buah apel. Dan ia berencana akan ke supermarket hari ini.


Pria dengan tinggi diatas rata-rata itu tidak menggunakan mobil untuk berbelanja, letak supermarket lumayan dekat dengan komplek apartemennya, hanya harus menyusuri 2 apartemen, lalu menyebrang dan berjalan menyusuri 2 blok apartemen lagi, maka ia akan sampai disana. Hitung-hitung olahraga pikir Mingyu.


Ia mamakai pakaian casualnya, jeans hitam, dengan kaos putih lalu flannel jaket berwarna hijau hitam, tak lua topi putih. Ia baru saja keluar dari gedung apartemennya, lalu mulai menysuri jalanan. Entah kenapa ada perasaan lain setiap Mingyu melangkahkan kakinya, bayangan samar wajah wanita itu, genggaman tangan, senyuman, tawa, bahkan kali ini bukan hanya visual namun Mingyu mendengar suara perempuan menyebut namanya dan juga mengatakan cinta. Dan kali ini Mingyu tidak merasakan pening, sekelebat visual dan juga itu hanya membuatnya bingung bahkan ngeri, ia berfikir ada setan yang mengikutinya.


Sampai di penyebrangan jalan, Mingyu melihat garis kuning di aspal, bayangan mobil tengah melaju kencang, menabrak dirinya melintas, saat ia merasakan tubuhnya seperti tertabrak, satu nama keluar dari mulutnya


“Yoon Minyoung”


Mingyu buru-buru merogoh saku celananya, mengambil ponsel lalu mendial nomor telpon Jeonghan


“hyung, Minyoung dimana? Dimana Minyoung, hyung”


“kau…..kau…sudah ingat Gyu?”Jeonghan yang baru saja bangun dari tidurnya, cukup terkejut dengan panggilan Mingyu di hari yang masih dikatakan pagi ini, tidak hanya itu, Mingyu yang sudah mengingat Minyoung juga menambah keterkejutannya.


“cepat katakan dimana Minyoung, hyung”


“kau dimana? Bisa kerumahku?”


“baik hyung, aku akan kerumahmu”


@Jeonghan’s House


Jeonghan terlihat gugup untuk memberitahu keberadaan Minyoung pada Mingyu, sementara sang pria bermarga Kim tengah menatap tidak sabaran kepada Jeonghan.


“Gyu…….Minyoung…..”


“jangan katakan dia sudah pergi hyung, ku mohon”Mingyu terisak, bayangan samar yang menghantui dirinya perlahan lahan terlihat jelas, dimana Mingyu mengalami ecelakaan, lalu koma, dan ia mengingat semuanya namun tidak satu hal, ia melupakan Minyoung, istrinya sendiri. Astaga……..dan kini amnesianya telah pulih, ia ingat beberapa kali ia bertemu Minyoung namun ia tidak pernah mengenalnya


“dia memang sudah pergi Gyu….pergi jauh ke hatimu”


“apa maksudmu hyung?”


Jeonghan meletakkan tangan Mingyu tapat di jantungnya


“Minyoung memberikan jantungnya untukmu Gyu……”


Mingyu menggeleng, ia tidak percaya dengan apa yang Jeonghan katakana, kalau memang Minyoung sudah tidak ada, lalu siapa yang selama ini tiba-tiba saja menabraknya? Tiba-tiba saja berselisih pandang dengannya? Hantu???


“aku juga walnya tidak percaya, namun arwah Minyoungpun bisa ku lihat, dan aku minta maaf Gyu…….”


“hyung apa yang kau sembunyikan?” Mingyu mencengkram kerah kemeja yang dinekan Jeonghan


“selama ini aku bilang pada arwah Minyoung, bahwa amnesia kau akan bertambah parah jika mengingat masa lalu, termasuk…..”Jeonghan tercekat


“termasuk Minyoung maksudmu?” Mingyu makin menarik kemeja Jeonghan, air matanya turun begitu deras


“itu karena aku tidak ingin arwah Minyoung tidak tenang Gyu, kau tahu setiap hari dia menangisimu, karena kau memang lupa padanya”


“setidaknya jangan biarkan dia terluka lebih dalam hyung, jika saja aku mngingatnya, aku yang akan memberitahunya bahwa dia tidak boleh menangisiku terus. Biarkan dia pergi dengan catatan aku mencintainya!!!”


BRUKKK


Mingyu meninju pipi Jeonghan, membuat sudut bibirnya mengeluarkan cairan merah berbau anyir. Namun belum puas dengan satu tinjuan, Mingyu meninju berkali-kali wajah Jeonghan.


“Mingyu-ya…….” Suara itu, Mingyu sangat hafal dengan suara itu, ia menghentikan pergerakan tangannya. Lalu menoleh ke sumber suara, betapa terkejutnya dia melihat sosok Minyoung dengan dress putih kesukaannya sedang menatapnya penuh kekhawatiran. Minyoung terlihat cantik walau wajahnya pucat pasi, bahkan ingatkan Mingyu bahwa kaki Minyoung tidak menapak di lantai.


“Gyu, ku mohon hentikan”


“Young…”Mingyu melepaskan Jeonghan yang terkapar dengan muka memar, dan darah yang keluar dari mulut dan hidungnya. Pria tinggi itu perlahan mendekati Minyoung, ia mencoba menggapai tubuh Minyoung namun tidak bisa, raga Minyoung layaknya sebuah udara yang menguap ketika Mingyu sentuh.


“terimakasih karena sudah mengingatku kembali Gyu……tapi Jeonghan oppa benar, aku harus tetap pergi, karena duniaku dan duniamu berbeda sekarang Gyu……”


“kenapa kau memberikan jantungmu padaku Young?”


“kau sudah pasti tahu alasannya Gyu-ah”


Minyoung mendekat, tepat di sebelah wajah Mingyu “karena aku mencintaimu”bisik Minyoung di telinga Mingyu


Mingyu memegang jantungnya, ia merasakan debaran yang teramat sangat di dalamnya.


“terimakasih Young….”


“kau harus menjaga jantungmu, jangan merokok, jangan minum terlalu banyak, jangan makan makanan tidak sehat”


“äku mencintaimu Yoon Minyoung”


“aku tahu, sekarang aku harus pergi Gyu, kau sudah mengingatku, dan aku sudah tahu bahwa kau benar-benar mencintaiku”


“aku ingin memelukmu Young”


“ehmmm tidak bisa Gyu, aku merupakan gumpalan benda astral yang tidak bisa kau sentuh. Sentuhlah jantungmu, maka aku akan selalu bersamamu. Aku mencintaimu Kim Mingyu”


Perlahan tubuh Minyoung menguap layaknya awan yang ditiup angin, Mingyu jatuh berlutut, kakinya tiba-tiba lemas. Ia kehilangan sebagian dari hidupnya. Pria berkulit tan itu menangis sambil memegangi jantungnya.


“aku akan menjagamu Yoon Minyoung”


_Kkeutttt_


(060617)


Apa-apaan ini, kok jadi sad ending? Tadinya mau buat komedi, kenapa tiba2 moodnya jadi sad begini? Ahh molla, betewe aku lagi tergila-gila sama Kiming nih. Tapi Jeon Wonwoo tetep yang pertama, entah kenapa kalau aku suka Wonwoo, harus suka juga sama Mingyu, mereka tuh kayak paket komplit. Aku suka ngeliat interkasi mereka berdua.


Oke see ya on the next FF ya…..

bonus Pict Meanie yang ngebuat Meanie Shipper kobam gegara Vlive HipHop unit mereka, Meanie satu ranjang. saya katakana sekali lagi SATU RANJANG. what beautiful idea. dan lihat betapa posesifnya Mingyu sama Wonwoo. Bhaakkkk aku Kobam ..........Bye World


Seventeen Don't Wanna Cry Series// Seungchol - Minyoung

0 komentar

met idul fitri, mohon maaf lahir batin buat semuanya. maaf telat banget, seperti pepatah lama "lebih baik terlambat daripada engga sama sekali" actually ini mah kiasan aja bahasa kerennya mah Ngeles. Hollaa......MikBel is back, sekarang mau lanjut Series Don't Wanna cry series. ada sang leader Choi Seungchol a.k.a S.Coups, ini FF sebenernya udah lama selesainya dan lagi-lagi baru bias di publish sekarang.


 Btw kalian udah liat MV DWC switch part belum??? aduh sumpah ya......Sebong dan Pledis tuh kreatif banget, judulnya Don't Wanna Cry dan actually MVnya emang ga buat nangis tapi ketawa sampe guling-guling.
you guys must check the MV






lanjut ke Drabble DWC S.coups ya.......




I don’t wanna cry x 2
I’m easily moved to tears
But, I don’t wanna cry


Choi Seungchol – Yoon Minyoung


“mau menangis lagi? Kau itu cengeng sekali sih Yoon….”


Seorang gadis berusia kira-kira 12 tahun, menunduk dengan bulir air mata yang mengambang di pelupuk matanya. Ia menhaannya agar tidak jatuh, ia harus bisa, karena kalau tidak, laki-laki dengan usia yang sama di hadapannya akan terus menganggunya dan semakin jadi menganggunya jika ia menangis.


Tapi rasanya ia tidak bisa lagi menahan air matanya, ketika sosok laki-laki itu makin mendekatkan seekor kecoa di hadapannya, Minyoung ingin berlari namun ia tidak bisa.


“huaaaa hiks hiks hiks…..”tangis Minyoung pecah


Dan itu jadi kebahagian untuk laki-laki sebayanya yang bernama Choi Seungchol


Itu bukan kali pertama Seungchol membuat Minyoung menangis, laki-laki itu seperti hobi membuat dara bermarga Yoon itu menangis. Ada saja, tidak dengan kecoa, pernah cicak, buku Minyoung yang ia robek, menyembunyikan tas dll. Tapi satu yang tidak pernah Seungchol lakukan untuk membuat Minyoung menangis, membentaknya dan juga membuat Minyoung sakit.


Kini usia mereka sudah 17 tahun


Satu Sekolah, bahkan di  kelas yang sama selama 2 tahun berturut. Entah kutukan apa yang di berikan Tuhan untuk Minyoung sehingga membuat dia selalu bersama dengan Seungchol. Laki-laki yang paling sering membuatnya menangis.


Tugas  yang menumpuk membuat Minyoung harus lebih lama berada di perpustakaan, ia tidak mau akhir pekannya di sibukkan dengan tugas, sehingga ia lebih baik menyelesaikannya di hari jumat, sehingga sabtu minggu ia bisa bersantai.


Saking asyiknya mengerjakan tugas, Minyoung tidak sadar bahwa ini sudah lewat jam 8 malam, ia tidak pernah pulang selarut ini. Ia mengemas bukunya dan memasukkannya ke dalam tas, walau keadaan perpustakaan terang dan masih ada beberapa siswa yang berlalu lalang, tapi tetap saja Minyoung takut. Ia merapatkan jaket berwarna abunya.


“dingin”ucap Minyoung saat kakinya melangkah keluar gedung perpustakaan, ia harus berjalan cukup jauh untuk bisa mencapai gerbang sekolah dan halte bus. Ia melirik ke kanan dan ke kiri


SEPI


Minyoung bergidik ngeri, penutup kepala di jaket abunya ia pakai untuk menutupi kepalanya. Gadis itu berjalan menunduk dengan langkah tergesa, karena entah kenapa ia merasa ada seseorang yang tengah membuntutinya.


Gadis itu makin mempercepat langkahnya, ia cukup senang saat hampir sampai ke gerbang sekolah, namun Minyoung tersentak saat ada tangan yang mencengkram pergelangan tangannya dan dengan cepat membalikkan tubuhnya.


“KYAAAAA” Minyoung merasa seperti berada di dekapan seseorang, namun ia tidak berani melihat siapa yang tengah mendekapnya, tiba-tiba saja matanya sudah mulai berair dan ia menangis.


“ku mohon lepaskan aku”ucap Minyoung terisak, ia takut bahwa orang itu adalah orang jahat


“menangis lagi”


Minyoung sangat hafal dengan suara itu, suara laki-laki yang sering membuatnya menangis, gadis Yoon itu mendongakkan kepaaanya dan mendapati wajah laki-laki yang mendekapnya


“Choi Seungchol”


“iya ini aku bodoh, berhenti menangis”


“huwaa, aku kira kau orang jahat, huwaa hiks hiks”Minyoung menangis lagi, kali ini tangannya ia pukul pukul ke dada Seungchol


Pria bermarga Choi itu tersenyum, Minyoung sangat manis jika sudah merajuk seperti ini.


“ku bilang berhenti menangis Yoon, kau membuatku terlihat seperti orang jahat”


“kau memang jahat karena sering membuatku menangis”


Seungchol menangkup pipi Minyoung, ia punya alasan sendiri kenapa sering membuat Minyoung menangis, Seungchol ingin selalu diperhatikan oleh Minyoung, tetangga sedari kecilnya.


“maaf ne, aku pikir aku sudah dewasa sekarang. Dan mendapat perhatianmu dengan cara membuatmu menangis sudah tidak dewasa”


“maksudmu apa? Kau pasti bercanda, kau mau mengerjaiku lagi kan? Kau mau aku menangis lagi kan?”


“kau menggemaskan” tangan Seungchol masih bertengger manis di pipi Minyoung, ibu jarinya mengusap pelan pipi gadis yang sebenarnya sudah membuatnya jatuh hati.


“dengarkan aku baik-baik……aku menyukaimu Yoon”


“lagi-lagi kau bercanda”


“aku serius”


Minyoung mencoba melepaskan tangan Seungchol di pipinya, dan terlepas. Gadis itu menatap tajam pria di hadapannya


“pasti kau taruhan kan dengan Jeonghan, lalu ingin membuatku menjadi pacarmu, kau membuatku jatuh cinta padamu, dank au akan mulai menyakitiku”


Seungchol mendesah, ia pikir dia yang salah memperlakukan Minyoung selama ini, atau Minyoung yang terlalu banyak menonotn drama. Kenapa dia berfikiran sampai sebegitu jauh.


“dengarkan aku Yoon Minyoung, aku serius menyukaimu, caraku memang salah untuk mendapat perhatianmu dengan cara membuatmu menangis selama ini, maka dari itu maafkan aku, dan aku menyukaimu”


Minyoung menunduk, air mata mulai mengalir lagi, kali ini bukan tangis karena ia kesal, jengkel atau marah. Ia menangis haru, selama ini belum ada pria yang menyatakan menyukainya, baru Seungchol, dan ini romantic. Karena sebenanrnya dengan Seungchol yang selalu membuatnya menangis, di buku diary, di dalam cerita curhatnya kepada kakak atau temannya pasti selalu berkaitan dengan Seungchol. Itu membuat dia selalu kepikiran dengan pria bermarga Choi itu


“yak kenapa kau menangis lagi?”Tanya Seunchol khawatir, tangannya mengusap air mata yang mengalir di pipi Minyoung


“aku bahagia bodoh, belum ada pria yang menyatakan perasaannya padaku”


“aku yang pertama?”Tanya Seungchol dan Minyoung menagangguk.


Seungchol merapatkan tubuhnya ke Minyoung, menarik pelan punggung gadis itu lalu mendekapnya hangat. Minyoung nyaman dengan pelukan Seunchol. Kalau dipikir-pikir Seungchol menyebalkan dan sering membuatnya menangis, namun Seungchol adalah orang pertama yang selalu ada saat Minyoung butuhkan, saat Minyoung di jahili kakak senior mesum, saat Minyoung yang hampir terlambat ke sekolah, saat Minyoung kehabisan pembalutnya dan Seungchol menahan malunya dengan membelikan pembalut. Seungchol selalu ada untuk Minyoung.


“mulai saat ini aku berjanji tidak akan membuatmu menangis Yoon”


Minyoung meneguk ludah, ia tidak menyangka cara Seungchol untuk mendapatkan perhatiannya selama ini adalah dengan membuatnya menangis. Ia cukup tersentuh dengan itu.


“tapi kau membuatku menangis Seungchol-ah”


“itu karena kau cengeng”


Minyoung mendongakkan kepalanya, dengan bibirnya yang mencebik lucu


“aku tidak cengeng”


“okey okey kau tidak cengeng, hanya melankolis. Gadisku melankolis”


“yak siapa yang kau sebut gadismu, memangnya aku menyukaimu” Minyoung  pura-pura marah, ia membalikkan tubuhnya membelakangi Seungchol, namun dengan cepat pria itu memeluk Minyoung dari belakang


“jadi pacarku ya….aku tahu ini tidak romantis. Namun aku harus mengatakannya”


Minyoung tersenyum lalu mengangguk pelan, ia tahu ini tidak romantis namun ia senang karena pada akhirnya ia punya kekasih, kekasih yang memang sering membuatnya menangis. Tapi saat ini Minyoung tidak mau menangis.


KKeeutttt (290517)

Short Story About Me and My Life

Short Story About Me and My Life

EXO

EXO
 
  • A Short Note For Abnormal Thinker © 2012 | Visit us Gallery Cosplay, in collaboration with Inkesmas , Jual Adsense