WARNING
konten dengan judul tidak berkesinambungan,
setiap paragraph dalam cuap-cuap kali ini juga berantakan, mohon di maafkan, saya hanya penulis amatir yang ingin meluapkan apa yang dirasakan, daripada berkoar-koar di medsos lebih baik di share di Blog, yang jelas-jelas jarang ada yang baca. (cari aman)
konten dengan judul tidak berkesinambungan,
setiap paragraph dalam cuap-cuap kali ini juga berantakan, mohon di maafkan, saya hanya penulis amatir yang ingin meluapkan apa yang dirasakan, daripada berkoar-koar di medsos lebih baik di share di Blog, yang jelas-jelas jarang ada yang baca. (cari aman)
Don’t Judge a Book by it Cover,
sering donk denger istilah itu? tapi apa sih maksudnya? di tulisan ini saya cuma mau share bagaimana kebanyakan orang pasti liat sesuatu cuma dari luarnya aja, makanya banyak anak zaman sekarang yang ingin terlihat wah di luar tapi padahal di dalemnya biasa aja, contohnya?
Banyak
Hangout, padahal mah kondisi keuangan pas-pas-an tapi karena ingin nampang di medsos, pergi ke café mahal ujung-ujungnya beli aer doank. (so sick)
jadi ya begitulah
padahal hidup akan sangat
melelahkan, sia-sia & menjemukan bila kita hanya menguras pikiran untuk mengurus BUNGKUS-nya saja
dan mengabaikan ISI-nya. Maksudnya apa sih Bungkus sama Isinya
itu????
Salah satu contoh aja, yang paling sering kita temuin
Lontong,
Kita lihat lontong dari luar sama aja kan bungkusnya,
bungkus daun pisang. Di dalemnya kita ga tau itu isi kentang, oncom atau
daging. Nah makanya itu kita jangan lihat apa-apa Cuma dari bungkusnya aja
tanpa melihat isi di dalamnya.
Bedain :
"Rumah yg
indah" hanya bungkusnya
"Keluarga
bahagia" itu isinya.
Percuma
kan punya rumah besar plus mewah tapi isi di dalamnya pada sibuk
sendiri-sendiri, sibuk dengan urursannya sendiri-sendiri, sibuk dengan
gadgetnya sendiri-sendiri.
"Pesta pernikahan" hanya bungkusnya
"Cinta kasih, Pengertian, & Tanggung jawab"
itu isinya.
Ehem……ini
kenapa bahas ini deh, tapi serius sih. Kepikiran donk, tahu banget kok nikah
itu sekali seumur hidup, tapi ngerayain secara besar-besaran, ngabisin ratusan
juta untuk satu hari aja, it feel so wasted, mending uangnya buat modal beli
rumah kecil kan?
"Kekayaan" itu hanya bungkusnya,
"Hati yang gembira" itu isinya.
Kerja
banting tulang Cuma ngejar harta dan kekayaan, istri, anak ditinggal, pulang
kerja capek doank. Bukankah lebih baik hidup cukup, perhatian keluarga ada dan
finally hidup bahagia
"Makan di restoran atau café
mahal" hanya bungkusnya,
"Gizi, energi, dan sehat" itu isinya.
Ini
yang sering di gandrungi sama abg-abg kekinian jaman sekarang, makan di resto/cafe
baru dengan menu baru, tanpa tahu makanannya emang bener-bener enak atau ga,
yang penting gaya di pamerin di media social, padahal inti dari mahan itu kan
mengganti energy yang keluar karena aktifitas. Jadi ga penting di like ribuan
orang tapi ternyata makanan yang di makan Cuma buat dapat like aja, ga meduliin
gizi, energy dan sehatnya.
"Kecantikan dan Ketampanan" hanya bungkusnya;
"Kepribadian dan Hati" itu isinya.
Ehmm
banyak nih yang ketipu, saya sih ga nganggap semua orang cantik atau ganteng
itu sombong ya, hanya segelintir saja yang emang manfaatin penampilannya
ketimbang apa yang ada dalam dirinya, ga usah bahas yang lain, contohnya aja
dalam dunia perekrutan. Ada banyak user yang sekarang kualifikasinya itu Cuma
butuh cantik sama ganteng. Mereka ga mau tahu otaknya nyampe apa engga, diajak
ngomong nyambung apa engga, attitudenya gimana. Padahal percuma aja donk di
pamerin ke perusahaan lain tapi pas diajak ngomong attitude sama ga bisa
ngomong. Akan ada baiknya jika sudah diberi kelebihan maka attitude, hati sama
kepribadiannya juga baik.
"Bicara" itu hanya bungkusnya,
"Kenyataan" itu isinya.
Pernah
denger istilah ÖmDo”a.k.a Omong doank? Yah begitulah zaman sekarang, banyak
orang berkoar-koar berbicara, tapi pada kenyataannya yang ada Cuma angan
belaka, dan faktanya beda sama realita. Ini di kehidupan Pribadi gue aja ya.
User janji akan ngasih hasil interview besok, pada kenyataannya itu Cuma manis
di mulut aja, kenyataannya di kirimnya besok minggu depan. Sungguh, orang tuh
kalau bicara emang suka seenaknya sendiri aja, tanpa memikirkan perasaan orang
lain, tanpa mikirin kedepannya atau tanpa mikirin kenyataannya. So sekarang
jangan banyak bicara deh, do more talk less aja.
"Buku" hanya bungkusnya;
"Pengetahuan" itu isinya.
Ini
nih yang terjadi sama gue, dulu beli buku sebulan sekali, belinya ga
tanggung-tanggung kadang buku yang Cuma liat rekomendasinya bagus ga sesuai
sama kesukaan bacaan gue. jadinya bukunya malah terongok di lemari. Dan akhirnya
ga dapet isi/pengetahuan dari isi buku itu sendiri. Tapi sekarang Alhamdulillah
engga kok, beli buku seperlunya aja, sekarang juga banyak E-Book yang bisa di
download dan lebih simple.
"Jabatan" hanya bungkusnya,
"Pengabdian dan pelayanan" itu isinya.
Kerja
Cuma nyari jabatan aja, nesu buat ini itu, and pas naik jabatan no loyalitas
lagi, karena merasa bisa nyuruh-nyuruh bawahannya. Guys ini ga barokah
kerjaannya. Better masih level staff tapi kita bisa buktiin diri kalau kita
staff terbaik, memberikan pengabdian dan pelayanan terbaik.
"Pergi ke
tempat ibadah" itu bungkusnya,
"Melakukan Ajaran Agama" itu isinya.
Ini
juga nih penyakit anak zaman sekarang, pergi ke masjid, atau melakukan ibadah
pengen dilihat orang, tapi ajaran agama islamnya nol, serius saya juga gap
inter-pinter agama, Cuma pas sujud atau ibadah di cekrek terus upload media
social. Jatohnya gimnaaaa gitu, ga mau komen Cuma bisa nyebut aja
“astagfirullah”
"Rizqi" itu hanya bungkusnya.
"Barokah" itu isinya.
Rizki,
Jodoh, Hidup itu Allah Swt yang atur, kita manusia Cuma bisa negjalaninnya,
kalau dikasih ujian harus belajat sabar, kalau dikasih kebahagian di suruh belajar
tahan emosi, contohnya Rizki, ga penting ya kan kita punya gaji tinggi atau
besar tapi hasil dari ambil punya orang. Balik lagi, Allah sudah menempatkan
rezeki masing-masinh ke umatnya, gimana kita dapetinnya itu jadi barokah kalau
di dapat dengan cara baik, dan gimana cara kita nyikapin setiap rezeki yang di
berikan sama Alah swt.
Inti dari tulisan ini adalah tamakanlah *isi*nya, serta tetaplah merawat *bungkus*nya
dengan baik. Jangan timpang di satu sisinya aja.
Baiklah see ya in the next cuap-cuap
XOXO
Mika Bellamy
0 komentar:
Posting Komentar