WARNING
judul dengan isi Fanfiction tidak sinkron,
efek yang disebabkan akibat membaca cerita ini bukan tanggung jawab author. ide fanfic ini muncul begitu saja ketika gue liat kotak bekal makanan sendiri. hahahha
baiklah selamat membaca
judul dengan isi Fanfiction tidak sinkron,
efek yang disebabkan akibat membaca cerita ini bukan tanggung jawab author. ide fanfic ini muncul begitu saja ketika gue liat kotak bekal makanan sendiri. hahahha
baiklah selamat membaca
LOST
cast :
- Kim Mingyu
- Yoon Minyoung
M2M Couple
Mingyu dan Minyoung itu seperti Magnet, atau lebih tepatnya
Mingyu itu tipe pria yang play to get hard. Jika Minyoung mendekat, Mingyu akan
sedikit menjauh, jika Minyoungnya yang menjauh, Mingyu akan mencari Minyoung. Pria
itu sudah tahu kalau gadis bernama Yoon Minyoung itu jatuh cinta berat dengan
dirinya, ia sudah beberapa kali menyatakan cintanya pada Mingyu. Tidak secara
heboh atau orang-orang sekitarnya tahu, gadis itu hanya menghampiri dirinya di
kala dia sendiri, lalu mengucapkan bahwa dirinya menyukainya lalu bertanya
apakah Mingyu bersedia menjadi kekasihnya.
Dan jawaban Mingyu selalu sama di setiap Minyoung menanyakan
hal itu kepadanya, bisa di hitung gadis itu sudah 2 kali menyatakan cintanya. Pria
itu heran kenapa Minyoung selalu mengejarnya, memang sih Mingyu tidak bersikap
jahat, ia masih menerima apapun yang Minyoung lakuka untuknya.
Contoh
- Membawakan sarapan/bekal
- Pulang bersama
- Atau bahkan main bersama
Mingyu sudah sering mengatakan bahwa Minyoung itu sudah ia
anggap sebagai sahabatnya, bahkan adiknya. Namun gadis itu seperti tidak
menjarak darinya. Dia sampai pusing bagaimana lagi caranya memberi tahu gadis
keras kepala itu.
Minyoung itu manis seperti bola-bola kapas, rambutnya
berwarna coklat tua dengan higlite abu sedikit, jika tersenyum sangat cantik,
pribadinya periang, Mingyu tidak pernah sekalipun melihat gadis itu menangis
atau merajuk. Tapi entah kenapa Mingyu tidak merasakan apa-apa saat berada di
dekat Minyoung.
“Mingyu-ya….pulang bersama?” itu Minyoung, Mingyu baru saja
membicarakannya dan gadis itu sudah ad adi hadapannya.
“aku tidak bisa Young, ada latihan basket”
“oh, ok. Kalau saja aku tidak ada les piano. Mungkin aku
bisa menunggumu latihan basket”ucapnya riang lalu menyamakan langkahnya dengan
langkah Mingyu
“ada PR?”Tanya Minyoung
“tidak”jawab Mingyu, yah kelemahan Mingyu terhadap Minyoung
hanya satu, dia tidak bisa mengabaikan keberadaan Minyoung
“oh”dan mereka berjalan bersama menuju kelas, beruntung bagi
Mingyu karena di kelas 3 ini ia tidak sekelas dengan Minyoung. Karena jika
sekelas, maka sudah dapat dipastikan hidupnya akan di bayang-bayangi terus oleh
gadis itu.
~*~*~*~*~*~*~*
Ini jam istirahat, dan biasanya Minyoung selalu datang ke
kelas Mingyu untuk memberikannya bekal. Namun tumben sekali, sudah lebih dari 5
menit dari jadwal Minyoung datang, gadis itu tidak kunjung kelihatan.
“Gyu, ini titipan dari Minyoung” teman sekelas Minyoung dan
juga teman satu klub basketnya Soekmin mengantarkan bekal untuknya
“Minyoung mana?”Tanya Mingyu
“dia di beri tugas dari Guru Lee, sehingga tidak sempat
menemuimu”
“Ohhh”ucap Mingyu, dia melihat kotak berwarna putih di
hadapannya. Dari situ Mingyu dapat melihat bahwa ada nasi dengan tumis sayur
dan juga ayam gorieng mentega. Selalu lezat di mata Mingyu, pria itu suka
masak, namun menurut Mingyu makanan yang di berikan Minyoung itu selalu enak
lebih enak dari masakannya.
Ia seperti malas memakan bekal hari ini, entah. Perasaannya
tiba-tiba tidak enak. Ia meletakkan kotak bekal di bawah mejanya. Lalu berjalan
keluar kelas, hanya untuk meregangkan badannya. Ia melirik ke arah ruang guru,
ia penasaran dengan tugas apa yang di berikan Guru Lee sampai membuat Minyoung
tidak menemuinya.
Dengan tubuh tingginya, Mingyu tanpa harus berusaha keras
dapat melihat ruang guru lewat kaca, dan benar disana ada Minyoung yang tengah
duduk di depan meja guru Lee dengan beberapa tumpuk kertas, seperti kertas
proposal, dan mata Mingyu agak terbelalak saat melihat di samping Minyoung ada
Jeon Wonwoo, seingat Mingyu, Wonwoo itu kakak kelasnya, namun ia sudah lulus,
untuk apa dia kesini? Pikir Mingyu
“Gyu…apa yang kau lakukan, heoh?”kepergok tengah mengamati
ruang kelas, membuat Mingyu malu setengah mati. Ia memberi hormat pada Guru
Lee, lalu buru-buru pergi.
Saat pulang Mingyu juga heran, biasanya Minyoung sudah
menunggu dirinya di depan pintu kelas, namun sekarang gadis itu tidak terlihat
lagi batang hidungnya. Mingyu menatap kotak bekal yang tadi di bawakan Soekmin
dari Minyoung. Ia berniat akan memakannya nanti di rumah.
Mata Mingyu terbelalak, saat melihat Minyoung berjalan
bersama dengan Wonwoo sambil tertawa di tambah Wonwoo terkadang mengusak rambut
Minyoung dib alas gadis itu dengan rengutan. Mata Minyoung mendapati sosok
Mingyu yang berdiri dari kejauhan, dengan langkah tergopoh ia mendekati Mingyu.
Di belakangnya Wonwoo mengekor
“Mingyu-ya….maaf hari ini kita tidak pulang bersama ya, aku
ada projek dengan Wonwoo oppa”
“kenapa minta maaf, toh kau yang selalu meminta bareng. Aku
tidak”
Raut wajah Minyoung yang tadinya ceria, tiba-tiba menjadi
muram, tumben sekali bagi Mingyu, jika Minyoung mendadak drama hanya karena
ucapannya. Biasanya juga seperti itu dan dia baik-baik saja.
“ah kau benar, kalau begitu hati-hati di jalan ya Mingyu” Minyoung
melambaikan tangannya, lalu berlalu sambil menarik tas selempang yang di
gunakan Wonwoo.
DEG
Entah kenapa melihat kejadian itu, hati Mingyu seperti
berdesir.
~*~*~*~*~*~*
Dari jendela kamarnya, Mingyu bisa melihat balkon kamar
Minyoung yang letaknya di samping, karena memang rumah mereka berdampingan. Ia
menolak makan makanan ibunya, karena ingin memakan bekal yang di berikan
Minyoung, sambil makan, matanya terus tertuju kearah balkon kamar Minyoung.
Biasanya gadis itu akan membuka jendela kamarnya, lalu berteriak dengan keras
memanggil namanya. Namun sepertinya gadis
bermarga Yoon itu belum pulang.
“apa masih jalan dengan Wonwoo sunbae?”gumam Mingyu
“ah mollaaaa, kenapa jadi aku yang ribet sih”Mingyu mengusak
kesal rambutnya, lalu kaki panjangnya berjalan menuju kasurnya dengan gaya seperti
berenang, dia menelungkuokan badannya di ranjang.
Matanya mendelik kearah figura yang ada disamping
ranjangnya. Figura dengan foto dirinya, Minyoung juga kedua orang tua mereka. Yah
Minyoung itu sebenarnya adalah teman sedari kecil Mingyu, keduanya memang tak
bisa dibilang akrab, karena dari dulu Mingyu selalu mengaggap Minyoung aneh,
gadis itu terlalu hyper bagi Mingyu. Ditambah gadis itu seperti bayangan
dirinya, dan puncaknya ketika gadis itu menyatakan perasaannya. Mingyu tidak
benci, hanya saja ia memang tidak bisa menerima Minyoung.
“ih kenapa aku jadi memikirkan gadis itu?”
~*~*~*~*~*
“kau yakin dengan keputusanmu Young?”Tanya Wonwoo pada
Minyoung
Saat ini keduanya sedang berada di café di dekat rumah
Minyoung, ia malas pulang kerumah. Entahlah, hari ini moodnya tidak baik sejak
kejadian ia mendengar gossip saat di kamar mandi pagi tadi.
“kau lihat, Yoon
Minyoung itu seperti tidak punya malu ya?”
“sudah ditolak oleh
Mingyu sunbaenim, masih saja mengikutinya. Kalau aku sih malu banget”
“apa karena di teman
Mingyu sunbae dari kecil makanya begitu?”
“apalagi jika teman
dari kecil, harusnya Minyoung tahu donk perasaan Mingyu sunbaenim”
“dia tidak merasa bahwa
Mingyu sunbaenim merasa jengah dengan setiap perlakuannya”
“namanya juga tidak
tahu malu”
“Parasit
“hahahaha”
Minyoung mengangguk, ia hanya baru sadar bahwa selama ini ia
ternyata begitu menyebalkan di mata Mingyu. Harusnya setelah ia di tolak, ia
menghindar bukan seperti orang tak tahu diri yang selalu menempelinya.
Wonwoo mengusap bahu Minyoung, untuk sedikit menenangkan
perasaan gadis bermarga Yoon itu. ia tahu Minyoung beserta perasaannya pada
Mingyu, karena Wonwoo adalah subaenya dan juga orang yang pernah menyatakan
cinta pada Minyoung, walau di tolak karena gadis itu lebih menyukai Mingyu.
“aku tahu melupakan itu butuh proses, tapi aku yakin kau
bisa nona Yoon”
“ehmm, seperti kau kan oppa” ucap Minyoung
“by the way, aku masih menyukaimu sih….tapi sebagai adik.
Karena aku kan sudah punya kakakmu”
Minyoung yang awalnya kaget, wajahnya langsung berubah
sebal, lalu mencubit pinggang Wonwoo.
“wow, kalian selingkuh di belakangku?”
“oenni…….””ucap Minyoung lalu menghentikan gerakan tangannya
di perut Wonwoo
“Mingkyung……”begitu juga pria bermarga Jeon itu langsung
berdiri tegap dan menghampiri gadis manis yang wajahnya hampir mirip Minyoung,
namun agak lebih pendek dan hidungnya tidak semancung Minyoung.
“eyy kau kan tahu, hatiku sudah sepenuhnya di curi olehmu”
“berhenti sok cheesy deh Jeon”ucap Mingkung, lalu menyentil
hidung bangir kekasihnya itu
Wonwoo itu menyatakan perasaannya pada Minyoung saat ia
kelas 2 SMA sedang Minyoung masih anak baru. Ia menyukai Minyoung karena gadis
itu sangat periang dan senyumnya sangat manis, namun Wonwoo langsung di tolak
Minyoung, namun gadis itu dengan baik mengenalkan kakaknya yang sudah lama
jomblo kepada Wonwoo, dan baru 3 bulan berkenalan keduanya langsung cocok dan
menjalin hubungan sampai sekarang.
Thanks to Minyoung
“ehmm kau masih mengurus projekmu di sekolah Minyoung?”
Wonwoo mengangguk
Iya alasan Wonwoo berada di sekolah Minyoung adalah mengurus
projek perpisahan kelas 3, sebentar lagi Minyoung dan juga siswa kelas 3
lainnya akan menghadapi ujian kelulusan, dan akan ada projek perpisahan yang
diusulkan anak kelas 2, dan Wonwoo yang kebetulan mantan siswa disana dan
jabatannya adalah ketua osis, dimintai bantuan oleh para hoobae-nya, dan
Minyoung hanya membantu memperkenalkan Wonwoo pada hoobae dan sedikit
memberikan ide.
“temanya sudah di tentukan?”
“ehmm Phantom, pesta dansa, dan kembang api”jawab Wonwoo
“biasa sekali sih?”ujar Mingkyung
“tapi tema itu belum pernah diusulkan di tahun-tahun
sebelumnya oenni”
“yah mudah-mudahan tidak membosankan”
Minyoung melirik jam di pergelangan tangannya, dan ia
menepuk jidatnya.
“aku ada pr, dan besok dikumpulkan, aku pulang duluan ya.
Selamat pacaran” ucap Minyoung lalu mengecup pipi kakak perempuannya
~*~*~*~*~*~*~*~*
Mingyu mengucek matanya, ia rupanya tertidur tadi. Matanya
mendelik kearah jam yang ad adi atas meja belajarnya. Jam 7 malam. Penasaran ia
melirik balkon kamar Minyoung, lampunya sudah menyala, namun jendela dan
kordennya tidak terbuka. Biasanya kan………
“apa dia tersinggung dengan ucapanku tadi?”batin Mingyu
“tapi kan biasanya tidak”lanjut Mingyu bermonolog sendiri
Esok paginya
Mingyu lagi-lagi hidupnya sepi sekali, biasanya saat ia
sarapan Minyoung akan mengetuk pintu rumahnya lalu meminta ibunya untuk
membuatkan sarapan untuknya, lalu merajuk pada Mingyu untuk berangkat sekolah
bersama. Tapi pagi ini, rumah itu begitu tenang. Lagi-lagi Mingyu tidak
mendapati keberadaan Minyoung.
Pagi itu mood Mingyu begitu buruk, entah kenapa. Saat
berjalan ke sekolah ia sempat melirik kea rah rumah Minyoung, namun ia tidak
tahu, apakah gadis itu sudah berangkat atau belum, sampai di sekolah sampai bel
masuk pertamapun ia tidak melihat Minyoung.
“apa dia sakit?”
Jam istirahat tiba, kaki panjang Mingyu langsung menuju
kelas Minyoung, entah kenapa ia penasaran dengan keberadaan gadis itu. sesampainya
di kelas Minyoung, ia bertemu Soekmin yang baru saja ingin keluar kelas.
“Soek, Minyoung masuk?”Tanya Mingyu
“cieey nyariin, biasanya di cariin terus”ucap Soekmin
meledek
“ ishhh, masuk tidak?” Tanya Mingyu lagi, tanpa mempedulikan
ejekan Soekmin
“masuk kok, Cuma langsung keluar saat bel istirahat tadi. Di
kantin mungkin”
“oh ok, thx”
Mingyupun melangkahkan kakinya ke kantin, kantin pada saat
jam istirahat itu sangat menyebalkan, penuh dan agak berisik. Mata Mingyu menelusuri
setiap sudut kantin, namun ia tidak menemukan Minyoung.
Ia menunduk lesu, ia membeli minuman saja lalu berjalan
menuju taman belakang sekolah. Ini tempat favorit bagi anak-anak culun yang
tidak suka keramaian. Ia mendudukan dirinya di bawah pohon akasia sambil
menyesap minumannya.
TUK
Tiba-tiba kepalanya seperti kejatuhan sesuatu, Mingyu
menoleh kebelakang.
“tumben disini”ucap Soekmin
“ah, tidak diberi makanan oleh Minyoung ya???”tebak Soekmin
sambil menaik turunkan alisnya
“ishh berisik”Mingyu sebal dengan kedatangan Soekmin
“nih makan bareng ya, ini dari Minyoung tadi”
Mingyu menganga
“bukan untukku?”Tanya Mingyu
Soekmin menggeleng
“ini untukku”jawab Soekmin sambil memasukkan potongan kimbab
dalam mulutnya
“ah rasa bulgogi, Minyoung itu pintar memasak ya” Mingyu
memperhatikan kotak bekal berisi kimbab di tangan Soekmin, juga mulut temannya
itu yang penuh kimbab. Mingyu kesal, harusnya semua itu punya dia bukan untuk
di bagi dengan Soekmin.
“Minyoung itu kenapa sih?”batin Mingyu
“kau ga mau? Aku habiskan
ya”
Mingyu merengut sebal, namun tangannya mengambil potongan
kimbab, dan entah kenapa rasa kimbab bulgogi itu sungguh luar biasa enak.
“Trimmwaaa Kwassih”
“ishh habiskan dulu baru bicara”ucap Soekmin
~*~*~*~*~*~*~*
Mingyu merasa aneh beberapa hari ini, sungguh ia merasa ada
sesuatu yang kurang dalam hidupnya setelah Minyoung menghindarinya. Ya sejak
kejadian itu, Minyoung tak lagi mengajaknya berangkat atau pulang sekolah
bersama, membawakannya kotak makan, atau bahkan menyapanya. Jika bertemu
Minyoung akan menghindarinya, atau sekedar tersenyum tanpa menyapa.
Langkah Minyoung terhenti saat ia marasakan ada yang menarik
tas punggungnya
“Yoon Minyoung, kita perlu bicara”
Minyoung hafal suara itu, suara pria yang saat ini ia sangat
hindari. Kerongkongannya tiba-tiba saja menjadi kering, namun tanpa mau
bertanya lagi, ia mengikuti langkah Mingyu yang berjalan di depannya.
“kau kenapa?”Tanya Mingyu
“aku?”Minyoung balik Tanya
“iya, kau. Siapa lagi disini. Hanya ada aku dan kau”
“aku tidak kenapa-napa” jawab Minyoung
Mingyu mendengus, lihatlah bahkan saat berduapun Minyoung
berbicara tanpa melihat wajahnya, sungguh itu membuat Mingyu kesal.
“APANYA YANG TIDAK APA-APA!. kau menghindariku, kau bersikap tidak seperti
biasa, aku salah padamu?” Tanya Mingyu menggebu-gebu, ia tidak sadar bahwa dia
meninggikan suaranya kepada Minyoung. Dan jujur Minyoung agak terkejut.
“aku tidak ingin jadi parasit bagimu Kim Mingyu, maaf aku
baru sadar bahwa selama ini sikapku menyebalkan. Oleh sebab itu, aku berusaha
untuk tidak membuatmu terganggu” jawab Minyoung, sebenarnya ia ingin menangis
saat mengucapkan kalimat itu, tapi dia tahan, karena ia tidak mau memangis di
hadapan Mingyu.
GLUP
Perkataan Minyoung tentu membuat Mingyu terkejut, memang
benar ia selama ini sedikit sebal, namun bukan berarti Minyoung itu seperti
parasit untuk dirinya.
“kenapa kau selalu bertindak sesukamu, Yoon Minyoung? Kau tidak
pernah melihat perasaan orang lain”
“maafkan aku, aku baru menyadarinya sekarang, oleh sebab itu
aku…..”
MPHHHHH
Mata Minyoung terbelalak, kejadiannya sangat cepat dan tidak
dapat ia percaya.
Mingyu menciumnya
Menciumnya
Di Bibir
Memang tidak lama, pria jangkung itu hanya menempelkan
bibirnya di bibir Minyoung, saat Mingyu merasa bahwa Minyoung berhenti bicara,
ia melepaskan ciumannya. Tangannya berada di pipi Minyoung
“jangan mengindariku, kau tak tahu apa yang telah kau
lakukan selama ini pada diriku. Aku sudah terbiasa dengan keberadaanmu Yoon
Minyoung, dan hidupku kosong sekali saat kau mulai menghindariku, jadi jangan
pernah mengindariku lagi”
Mata Minyoung mengerjap beberapa kali, ia mencoba mencerna
apa yang dikatakan Mingyu.
“maaf sudah menolakmu, sekarang aku ingin bertanya padamu.
Apa kau masih mempunyai perasaan padaku? Apa aku masih bisa mendapatkan
perasaanmu itu?”
Lagi ucapan Mingyu, membuat Minyoung bungkam
“Yoon….jawab aku”
Minyoung menelan ludah, mencoba menetralisir perasaan yang
membuncah di dalam dirinya.
“apa kau masih butuh jawaban dariku Kim Mingyu?”
“ya” jawab Mingyu
Minyoung menatap Mingyu, lalu perlahan mendekatkan wajahnya
ke wajah Mingyu walau harus berjinjit lalu mengecup bibir pria jangkung itu
“kau tahu jawabnnya sekarang”
Mingyu tersipu, entah kenapa dadanya berdesir saat Minyoung
mengecup bibirnya. Bahkan jantungnya berdetak lebih cepat dari pda saat ia
mencium Minyoung tadi. Ini menyebalkan namun Mingyu ingin lagi
“jadi kita pacaran?”Tanya Mingyu lagi
“yes officially”
END
see ya in the next FF
xoxo
Mika Bellamy
0 komentar:
Posting Komentar